SOLOPOS.COM - Wakapolri Komjen Pol Nanan Sukarna diapit Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan dan Ketua Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj dalam acara PT Pos Indonesia Bandung, Jawa Barat, Mei 201. (Rachman/JIBI/Bisnis)

Wakapolri Komjen Pol Nanan Sukarna diapit Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan dan Ketua Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj dalam acara PT Pos Indonesia Bandung, Jawa Barat, Mei 201. (Rachman/JIBI/Bisnis)

Wakapolri Komjen Pol Nanan Sukarna diapit Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan dan Ketua Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj dalam acara PT Pos Indonesia Bandung, Jawa Barat, Mei 201. (Rachman/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Pol Nanan Sukarna memasuki masa purna tugas dari Polri, Jumat (2/7/2013) mendatang. Ia mengaku siap dicalonkan untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) asalkan semua partai politik mendukungnya.

Promosi Riwayat Banjir di Semarang Sejak Zaman Belanda

Jenderal bintang tiga itu mengakui tengah dekat dengan pengurus semua parpol sehingga terbuka kemungkinan ada pintu terbuka bagi dirinya bergelut di dunia politik. Jika semua parpol itu mencalonkan diri maju dalam Pilpres, ujarnya berandai-andai, Nanan bertekad kuat berusaha mewujudkannya.

“Saya ingin semua partai mendukung. Maunya ditawari dengan semua partai. Saya juga ingin dekat dengan semua partai, komunitas, juga media. Semua partai dekat,” kata mantan Kadiv Humas Polri periode 2009-2010 itu kepada wartawan di lapangan Monas, Jakarta, Selasa (30/7/2013).

Nanan menyadari, bermain di ranah politik dengan mencalonkan diri sebagai Presiden, membutuhkan komitmen tinggi dan akuntabilitas untuk kemajuan masyarakat dan negara. Selain komitmen, imbuhnya, berpolitik juga memerlukan uang dan dukungan massa. Nanan mengakui kedua hal tersebut adalah kendala yang harus dipikirkannya secara positif.

Terlebih jika ia dipercayakan sebagai calon presiden yang diusung partai politik. “Maka harus pantas, laku, dan mampu. Kalau saya tidak laku, kemudian partai memilih saya, ya malu dong,. Saya enggak mau GR [gedhe rasa],” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya