SOLOPOS.COM - Ilustrasi rumah bersubsidi. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Memiliki rumah akan semakin mudah. Pasalnya, DP rumah bersubsidi akan ditanggung oleh Bank Dunia (World Bank).

Solopos.com, JAKARTA — Kunjungan Presiden World Bank Jim Yong Kim ke Kantor Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) juga membahas perihal komitmen Bank Dunia membantu penyediaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, Bank Dunia akan menyediakan dana untuk uang muka rumah bersubsidi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi menyatakan komitmen penyediaan perumahan subsidi oleh World Bank senilai US$400 juta tersebut sudah hampir masuk tahap finalisasi.

Bentuk komitmen World Bank akan dituangkan dalam subsidi uang muka atau down payment (DP) dalam pembelian rumah oleh MBR. Nantinya, World Bank akan bekerja sama dengan sejumlah bank dalam negeri untuk memudahkan biaya DP. Adapun, MBR yang tidak memiliki gaji tetap atau pekerja informal juga dapat menikmati fasilitas ini.

Ekspedisi Mudik 2024

Hal tersebut berbeda dengan subsidi pemerintah selama ini melalui skema Fasilitas Likuiditas Penyediaan Perumahan (FLPP). Dalam FLPP, subsidi pemerintah diberikan dalam bentuk suku bunga rendah dan cicilan ringan dan tetap sepanjang jangka waktu kredit. Selain itu, penerima subsidi haruslah yang memiliki gaji tetap atau pekerja formal.

“Jadi semacam subsidi down payment. DP ini kan bisa sampai 30%, nah itu dia semua yang bayar. Sehingga dengan bunga yang sekarang ini, you bisa bayar cicilan dengan gampang,” kata Sofyan, di kantornya, Rabu (26/7/2017).

Saat ini, Sofjan mengatakan World Bank masih memfinalisasi program tersebut, utamanya perihal bentuk dana bantuan dengan Kementerian Keuangan. “Jadi tinggal approval. Saya fikir ini mestinya cepat selesai, karena ini tinggal final task dengan Kemenkeu,” ujarnya.

Rencananya, bantuan World Bank akan dilakukan bertahap. Pada tahap selanjutnya, World Bank akan menggelontorkan dana mencapai US$780 juta. Adapun, Sofjan menyebut sejumlah bank sudah menyatakan kesiapannya untuk terlibat, baik bank BUMN, bank pembangunan daerah (BPD) maupun bank swasta.

“Ada BRI BTN BCA Bank Jabar mau. Ada juga Bank [CIMB] Niaga, Bank DKI. Selama mereka punya kemampuan untuk mau,” ujarnya.

Sofjan mengatakan program baru dari World Bank tersebut membantu pemerintah untuk mengatasi backlog, selain dengan cara FLPP. “Karena kalau FLPP ndak cukup. Ini cara lain untuk menambah. Khusus untuk rumah subsidi,” ujarnya.

Usai pertemuan dengan Presiden World Bank Jim Yong Kim, Wapres JK menyatakan fokus pembicaraan antara Jim dan dirinya adalah membicarakan perihal penanganan gizi buruk (stunting) dan kemiskinan.

Selain itu, keduanya juga menyinggung perihal pendanaan infrastruktur di Indonesia. Sebelumnya, World Bank menyarankan Indonesia untuk lebih kreatif dan inovatif dalam pendanaan proyek.

“Selama ini kan kita mempunyai sistem [pendanaan[ yang tidak hanya satu, ada kerja sama, multilateral, ada bilateral ada juga dalam negeri, itu semua kita bahas,” jelas Wapres.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya