SOLOPOS.COM - Sega grombyang kuliner khas Pemalang, Jawa Tengah. (Istimewa/Dokumentasi Pemprov Jateng)

Solopos.com, PEMALANG — Tahukah Anda? Nasi Grombyang atau Sega Grombyang kuliner khas Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah ini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pemalang, Ismun Hadiyono, menyampaikan sega grombyangg masuk WBTB dalam kategori teknologi tradisional.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jadi, bukan sega grombyang yang menyandang predikat WBTB melainkan proses pengolahannya. “Memang bentuknya benda, masuk Warisan Budaya Tak Benda ini mengacu pada kategori teknologi tradisional,” kata Ismun pada November 2021 seperti dikutip dari laman resmi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, jatengprov.go.id pada Jumat (9/9/2022).

Sega grombyang diusulkan WBTB sejak 2019, tetapi baru ditetapkan pada 29 Oktober 2021.

Ekspedisi Mudik 2024

Apa itu Sega Grombyang kuliner khas Pemalang?

Baca Juga : Kue Amprut Kuliner Khas Lebaran di Pemalang

Sega grombyang adalah salah satu kuliner khas Kabupaten Pemalang yang bahan utamanya nasi putih dan daging kerbau atau sapi berbumbu rempah.

Nama grombyang berasal dari bahasa Pemalang yang berarti mengapung di permukaan atau bergoyang-goyang. Dalam penyajian, komposisi kuah lebih banyak ketimbang nasi sehingga nasi mengapung dan bergoyang-goyang di antara kuah.

Sejak 1940-an

Dikutip dari kanal resmi Warisan Budaya Takbenda Indonesia, warisanbudaya.kemdikbud.go.id, Jumat (9/9/2022), sega grombyang kuliner khas Pemalang ini kali pertama dibuat pada tahun 1940-an. Tokoh yang menjadi pelopor Sega Grombyang adalah Sagim, Samsuri, dan Sanyan.

Artikel yang diunggah di laman resmi Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada Januari 2022 itu menyebutkan bahwa anak Sagim bernama Saryadi masih menjalankan usaha sega grombyang di deretan bangunan samping rel kereta api Kampung Pekunden, Kelurahan Pelutan, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang.

Ada juga cucu Sagim bernama Sapi’i yang berjualan sega grombyang di sepanjang jalan Pasar Anyar, tepatnya depan Rumah Sakit Harapan Sehat Pemalang. Tidak hanya nama-nama itu yang masih berjualan sega grombyang.

Baca Juga : Kamir, Kue Lebaran Khas Pemalang yang Legi, Lembut dan Krispy

Ada Waridin yang merupakan keponakan Warso, penjual sega grombyang pada tahun 1978. Waridin membuka usaha di Sirandu Pemalang. Anda juga dapat berburu sega grombyang di Pasar Beji Pemalang.

sega grombyang kuliner khas pemalang
Sega grombyang kuliner khas Pemalang Jawa Tengah. (Istimewa/Dokumentasi Warisan Budaya Takbenda Indonesiia Kemendikbudrsitek)

Sampai saat ini, warung sega grombyang kuliner khas Pemalang ini masih dijalankan dan diwariskan secara turun temurun.

Awalnya, sega grombyang sering dikonsumsi kaum elite maupun chinese. Penyebabnya, hanya orang chinese yang kala itu disebut-sebut mampu membeli makanan berbahan dasar daging kerbau. Penggunaan daging kerbau menyebabkan harga satu porsi sega grombyang terhitung mahal dan susah terjangkau masyarakat umum.

Namun, saat ini semua kalangan masyarakat dapat menikmati Sega Grombyang. Bahkan, sejumlah orang di Pemalang sering menyajikan sega grombyang sebagai salah satu menu saat hajatan. Biasanya disajikan dengan sate babat dan sate daging.

Toleransi dan Akulturasi

Sega grombyang kuliner khas Pemalang ini mengandung nilai akulturasi. Salah satunya penggunaan komponen tauco pada bumbu sega grombyang.

Baca Juga : 5 Rekomendasi Kuliner Khas Pemalang

Tauco merupakan jenis bumbu utama sega grombyang yang mendapat pengaruh kuliner Cina. Selain nilai akulturasi dari bumbu tauco tadi, penggunaan daging kerbau juga merepresentasikan akulturasi keagamaan.

Zaman dahulu sejumlah orang menganggap tabu untuk mengonsumsi daging sapi sehingga digunakanlah daging kerbau. Daging kerbau dimaknai sebagai simbol toleransi.

Salah satu penjual sega grombyang kuliner Khas Pemalang, Waridin, seperti dikutip dari laman jatengprov.go.id, menyampaikan membuat nasi grombyang lebih rumit ketimbang soto daging dan soto kuah lain.

Mulai dari memasak daging, mengiris, menambah kaldu yang terbuat dari kluwak, serundeng, dan lemak daging. Kuah sega grombyang dibumbui lengkuas, jahe, kunyit, daun salam, kemiri, dan bumbu lain.

Sega grombyang semakin nikmat karena disajikan dengan taburan irisan loncang atau daun bawang dan bawang merah digoreng.

Baca Juga : Jajal Resep Bongko Mento, Penganan Khas Buka Puasa nan Gurih dan Nikmat



“Kalau dulu pakai daging kerbau. Sekarang sulit [mendapatkan daging kerbau] sehingga pakai daging sapi. Butuh dua sampai tiga jam untuk membuat nasi grombyang,” tuturnya.

Kini, sega grombyang kuliner khas Pemalang menjadi salah satu daya tarik wisata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya