SOLOPOS.COM - Ilustrasi sedulur papat limo pancer. (Facebook)

Solopos.com, SOLO — Masyarakat Jawa mengenal istilah Sedulur Papat Limo Pancer tak hanya sebagai mitos tapi juga pedoman hidup, sedulur papat [saudara empat] itu adalah teman saat terlahir sebagai bayi, yakni air ketuban (kakang kawah/kakak air ketuban], adi ari-ari  [adik ari-ari], darah dan tali pusar.

Biasanya ari-ari akan dikubur di sekitar rumah jabang bayi tinggal, atau dilarung ke sungai/laut. Sedangkan limo pancer, adalah si jabang bayi itu sendiri. Mitos tersebut sebagai simbol bahwa bayi bisa lahir ke dunia karena kebaikan banyak makhluk, terumata orang tua dan semesta. 

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara Sedulur Papat Limo Pancer sebagai pedoman hidup berasal dari Suluk Kidung Kawedar karya Sunan Kalijaga pada abad ke-15 hingga ke-16. Lirik itu ditulis dalam bait 41 dan 42. Ulasan lengkap mengenai falsafah Sedulur Papat Limo Pancer ini bisa dibaca dalam artikel Kakang Kawah Adi Ari-Ari, Sedulur Papat Limo Pancer.

Berita menarik lain yang disajikan di kanal Espos Plus terkait jejak Tien Soeharto di Stadion Manahan Solo. Kemegahan Stadion Manahan di Kota Solo, Jawa Tengah, tak terbantahkan lagi. Salah satu ikon olahraga ini memiliki fasilitas yang luar biasa megah karena dicanangkan sebagai destinasi olahraga bergengsi. Di balik kemegahannya, ada sejarah panjang dari stadion kebanggaan Wong Solo ini.

Baca Juga: Ramai-Ramai Panen Denda ala Negara Maju Bikin Google & Facebook Meradang

Dikutip dari laman resmi Pemerintah Kota Surakarta, surakarta.go.id, Jumat (16/9/2022), jauh sebelum menjelma sebagai stadion yang megah, Manahan merupakan lapangan yang dipakai untuk pacuan kuda milik Kadipaten Praja Mangkunegaran. Tempat ini juga pernah dipakai sebagai lokasi latihan memanah bagi kerabat Mangkunegaran yang dikenal gemar berburu binatang di hutan.  Ulasan lengkap mengenai kisah masa lalu dari Ibu Negara ini bisa dibaca di Jejak Tien Soeharto di Stadion Manahan Solo.

Berita menaik lain yang bisa dibaca di kanal Espos Plus terkait ekspor kerupuk dari Indonesia. Bagi sebagian orang Indonesia, ada istilah makan belum lengkap tanpa kerupuk. Konon, bagi penganut aliran ini, suara renyah dari kerupuk bisa menambah selera makan. Oleh sebab itu, kerupuk menjadi salah satu makanan pelengkap yang wajib ada dalam stoples di meja makan.

Baca Juga: Bosan Bekerja, Bosan Jadi Pengangguran

Bila stoples itu kosong, mereka akan cepat-cepat mengisinya kembali. Mereka tidak akan membiarkan nafsu makan mereka turun hanya karena tidak adanya kerupuk. Ternyata renyahnya kerupuk tidak hanya diminati orang Indonesia. Terbukti, Indonesia mampu mengekspor kerupuk ke sejumlah negara. Ulasan lengkap mengenai ekspor kerupuk bisa dibaca dalam artikel Keriuk Keriuk.. Saat Gurihnya Kerupuk Menggoyang Lidah Orang Lintas Benua.

Konten-konten premium di kanal Espos Plus menyajikan sudut pandang khas dan pembahasan mendalam dengan basis jurnalisme presisi. Membaca konten premium akan mendapatkan pemahaman komprehensif tentang suatu topik dengan dukungan data yang lengkap. Silakan mendaftar terlebih dulu untuk mengakses konten-konten premium di kanal Espos Plus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya