SOLOPOS.COM - Pengunjuk rasa yang tergabung dalam "Solidaritas untuk Rakyat Ukraina" melakukan aksi damai di depan Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Jumat (4/3/2022). Dalam aksinya tersebut mereka menyerukan untuk menyetop operasi militer Rusia terhadap Ukraina dan diwujudkannya perdamaian. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.

Solopos.com, ZURICH – Sedikitnya 351 orang di Ukraina dipastikan meninggal dunia dan 707 lainnya mengalami luka sejak pasukan Rusia melancarkan serangan pada 24 Februari. Menurut misi pemantau PPB, angka korban sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi.

Sebagian besar korban sipil meninggal akibat penggunaan senjata peledak, termasuk penembakan dari artileri berat dan sistem peluncur banyak roket serta serangan udara. Akibatnya, area terdampak pun meluas. OHCHR adalah kantor komisioner tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) urusan hak asasi manusia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

OHCHR meyakini bahwa jumlah [korban] yang sesungguhnya jauh lebih tinggi, terutama di wilayah kekuasaan Pemerintah dan dalam beberapa hari belakangan, sebab perolehan informasi dari sejumlah titik perang tertunda dan banyak laporan yang masih menunggu konfirmasi,” katanya seperti dilansir Antara dari Reuters.

Misi itu menyebutkan bahwa dugaan soal ratusan korban jiwa berjatuhan di Volnovakha belum dikonfirmasi. Di kota itu, jalur evakuasi yang aman sedang diupayakan untuk bisa melewati pengepungan pasukan Rusia.

Baca juga: Tolak Invasi Militer ke Ukraina, Kedubes Rusia di Jakarta Didemo

Di sisi lain, Rusia menyebut negara-negara Barat bertingkah seperti bandit dan Rusia terlalu besar untuk diisolasi. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, Sabtu (5/3/2022) mengatakan Barat terlibat dalam “banditisme ekonomi” terhadap Rusia.

Dia juga mengatakan bahwa Rusia terlalu besar untuk diisolasi karena dunia jauh lebih luas dari Amerika Serikat dan Eropa. “Ini tidak berarti Rusia terisolasi. Dunia terlalu besar jika Eropa dan Amerika mengisolasi sebuah negara, dan terlebih lagi negara sebesar Rusia. Ada banyak negara di dunia ini,” ujarnya.

Baca Juga: Tuchel Kecam Fans Chelsea yang Ejek Abramovich Terkait Invasi Rusia

Peskov mengatakan bahwa Moskow akan merespons tindakan Barat. Dia tidak menjelaskan respons apa yang akan diambil, hanya mengatakan respons itu akan sejalan dengan kepentingan Rusia.

Peskov menambahkan jika AS menjatuhkan sanksi pada ekspor energi Rusia, maka sanksi itu akan memberi guncangan besar pada pasar energi. Aksi militer yang dilancarkan Rusia di Ukraina sejak pekan lalu telah memicu sanksi internasional, terutama dari negara-negara Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya