SOLOPOS.COM - Pengguna jalan melintas di depan SDN 4 Tangkil, Jl Sragen-Kedungupit, Tangkil, Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen, Jumat (21/8/2020). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Tangkil yang terletak di Jl Sragen-Kedungupit, Tangkil, Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah mengalami kekurangan murid. Jumlah murid di SDN 4 Trangkil yang hanya mencapai 28 membuat sekolahan itu segera ditutup.

Puluhan murid SDN 4 Trangkil dipindahkan ke SDN 3 Tangkil, SDN 1 Karangtengah, dan SDN 2 Karangtengah mulai Agustus ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kebijakan regrouping sekolah itu diambil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen karena SDN tersebut kalah bersaing dengan sekolah-sekolah swasta di Kecamatan Sragen. Padahal, bangunan SDN 4 Trangkil itu belum genap setahun selesai dibangun.

Festival Aneh di Dunia: Lempar Kotoran Sapi hingga Bertema Penis

Kabid Pembinaan SD Disdikbud Sragen, Hadi Sutopo, menyampaikan rencana regrouping masih berjalan mulai Agustus ini. Dia menerangkan siswa di SDN 4 Tangkil itu tinggal 28 orang.

Sebagian besar siswanya, kata dia, pindah ke SDN 3 Tangkil, dan sisanya masuk ke SDN 1 Karangtengah dan SDN 2 Karangtengah. "Guru PNS hanya tiga orang. Mereka disalurkan ke sekolah yang kekurangan guru di wilayah Kota Sragen," ujar Sutopo saat dihubungi Solopos.com, Jumat (21/8/2020).

Penyebab

Dia menerangkan sebaran siswa di SDN 4 Tangkil yang segera ditutup itu hanya didukung beberapa rukun tetangga (RT) sehingga jumlah anak usia SD relatif sedikit.

Selain itu, Sutopo berpendapat kekurangan murid di SDN 4 Trangkil juga disebabkan kalah bersaing dengan sekolah-sekolah swasta yang berbasis sekolah dasar islam terpadu (SDIT). Dia mengatakan banyak potensi siswa yang lari ke sekolah-sekolah swasta itu.

"Untuk antisipasinya, kami akan petakan sekolah-sekolah yang dekat dengan SDIT. Kami akan usahakan pendidikan agama dan akhlaknya ditambah sehingga bisa bersaing. Apa lagi tren orang tua di perkoataan cenderung memilih sekolah-sekolah yang agamis dan full day school, yakni dari pagi sampai sore. Kebanyakan orang tua sibuk bekerja sampai sore sehingga menempatkan anak mereka ke SDIT," jelasnya.

Hari Ini Dalam Sejarah: 21 Agustus 1522, Portugal Bangun Benteng di Jakarta

Kepala Desa Tangkil, Sragen Kota, Suyono, mengatakan proses regrouping untuk SDN 4 Tangkil masih jalan. Dia mengatakan sekolah itu menempati tanah kas desa dan bangunannya masih bagus karena baru selesai dibangun 4-5 bulan yang lalu.

Karena SDN 4 Trangkil itu ditutup, Suyono mengajukan permohonan ke pemerintah untuk memanfaatkan bangunan sekolah itu menjadi TK.

"Di Tangkil itu sebenarnya ada empat SD. SDN 1 Tangkil lebih dulu ditutup sejak sebelum saya menjabat kepala desa. Kemudian SDN 4 Tangkil menyusul tahun ini. Jadi tinggal SDN 2 Tangkil dan SDN 3 Tangkil. Kekurangan siswa itu mungkinan karena tidak ada potensi siswa atau banyak calon siswa yang lari ke perkotaan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya