SOLOPOS.COM - Petani cabai, Sunarti, 45, menunjukkan cabainya yang terkena patek, di ladangnya daerah Tegalsari, Mliwis, Cepogo, Boyolali, Minggu (19/6/2022). Panenan cabai di Cepogo mengalami penurunan karena terkena serangan patek akibat cuaca tak menentu. (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Panenan cabai milik petani di lereng Gunung Merapi Boyolali, tepatnya di Tegalsari, Mliwis, Cepogo menurun. Hal itu disebabkan cuaca tak menentu sehingga tanaman cabai rentan terkena penyakit.

Salah satu petani cabai, Sholeh, 43, mengatakan tanaman cabainya terkena penyakit antraknosa atau patek dan busuk akar.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Sejak cuaca buruk, malam berkabut dingin atau kadang hujan lalu siang harinya panas, ya mudah terkena penyakit,” jelasnya saat dijumpai Solopos.com di ladangnya, Minggu (19/6/2022)

Sholeh mengatakan panenan cabai di ladangnya telah menurun sekitar 40 persen. Dalam kondisi normal, biasanya ia bisa memanen 50 kilogram cabai per pekan.

“Sekarang hanya 30 kilogram per pekan. Turun 20 kilogram. Lahan yang saya tanami sekitar 2.000 meter persegi,” kata dia.

Baca Juga: Pedes Nampol, Harga Cabai Rawit Merah di Boyolali Tembus Rp90.000/Kg

Meski menurun, lanjut Sholeh, harga cabai tetap tinggi. Sehingga ia dapat menutup modal yang dikeluarkan senilai Rp5 juta. Saat ini, harga cabai rawit merah di tingkat petani dibeli tengkulak senilai Rp75.000 per kilogram.

“Cabai rawit hijau harganya Rp35.000 per kilogram. Cabai yang kena patek juga laku, biasanya dibeli warung-warung begitu. Harganya Rp7.000 per kilogram,” jelas dia.

Petani di lereng Gunung Merapi Boyolali lainnya, Sunarti, 45, mengatakan tanaman cabai di ladangnya juga terserang penyakit antraknosa. Hal itu disebabkan cuaca yang kurang bersahabat, seperti panas di siang hari dan hujan di malam hari.

“Ini kemarin sempat saya obati, ternyata saya telat. Jadi banyak cabai yang terkena patek,” kata dia.

Baca Juga: Pedas! Harga Cabai di Boyolali Meroket

Sunarti mengatakan biasanya dapat memanen 10 kilogram per tiga hari. Lantaran tanamannya terserang penyakit, ia hanya memanen tiga kilogram per tiga hari. Beruntung, harga cabai masih tinggi di pasaran sehingga dirinya tetap memperoleh laba.

“Tengkulak beli cabai rawit merah Rp80.000 per kilogram [dari petani]. Cabai rawit hijau senilai Rp35.000 per kilogram dan cabai keriting merah senilai Rp60.000 per kilogram,” jelas dia.

Sunarti mengatakan cabai yang terserang patek biasanya dijual dalam plastik ukuran tiga hingga empat kilogram. Harganya senilai Rp30.000.

“Ya lumayan dikasih harga segitu, bisa menutup modal. Ini saya bawa ke Pasar Sayur Cepogo langsung,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya