SOLOPOS.COM - Orangtua korban pembunuhan Sukoharjo, Sarno, 55 (kiri) dan Karni, 48, saat dijumpai di rumahnya di Dusun Dlangin Lor, Desa Lemahabang, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar pada Selasa (16/4/2024). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Suasana duka masih menyelimuti keluarga Serlina, 22, yang jasadnya ditemukan membusuk terbungkus plastik di Desa Jatisobo, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, pada Minggu (14/4/2024).

Keluarga tak menyangka Selasa (9/4/2024) pagi akan menjadi pertemuan terakhir mereka dengan korban. Orang tua korban, Sarno, 55 dan Karni, 48, pun tak kuasa menahan tangis saat berbincang dengan Solopos.com di kediamannya di Dusun Dlangin Lor, Desa Lemahabang, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, pada Selasa (16/4/2024) pagi.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Dengan terbata-bata, Sarno menceritakan saat kali terakhir berjumpa putrinya. Selasa pagi itu, korban berpamitan kepada Sarno dan Karni untuk berangkat bekerja sebelum libur Lebaran. Korban bekerja di toko hijab di wilayah Sukoharjo. Ia berangkat menggunakan sepeda motor Honda Beat warna hitam Nopol AD 2612 ATF. Tak ada firasat apa pun yang dirasakan Sarno saat korban berpamitan.

“Berangkat kerja biasa. Pamit ke kami. Sempat kasih uang ke ibunya Rp600.000 buat beli keperluan Bakdan,” kata Sarno diamini sang istri, Karni.

Hingga Selasa pukul 23.00 WIB atau tepat malam takbiran, tak biasanya putrinya belum pulang ke rumah. Kemudian Karni mencoba menghubungi korban melalui whatsapp (WA). Saat itu tidak ada jawaban. Karni lantas mengirimkan pesan WA yang menanyakan kapan korban pulang.

“Waktu itu hanya dijawab belum rampung. Toko masih ramai,” kata Karni.

Di malam itu, korban sempat mengirimkan pesan WA menyampaikan terlambat pulang karena masih mencari barang di Kota Solo. Hingga hari Lebaran tiba pada Rabu (10/4/2024) pagi, korban juga belum kembali ke rumah. Korban hanya mengirimkan pesan WA jika tak pulang ke rumah dan di tidur di tempat temannya.

Keluarga masih tak menaruh curiga, sebab korban memang kerap menginap di rumah rekannya. Sampai sehari dua hari setelah Lebaran, keluarga tak juga mendapatkan kabarnya.

“Saya curiga, saya hubungi berkali-kali tidak diangkat. Chat WA juga enggak dibalas. Baru hari Jumat [tiga hari menghilang] dijawab chat tapi bahasanya beda. Pakai bahasa Jawa Krama,” kata dia.

Pihak keluarga kemudian membuat laporan orang hilang di Polsek Jumapolo pada Sabtu (13/4/2024). Saat itu polisi sempat menangkap dua orang masing-masing S dan D. Namun keduanya dilepaskan setelah tak cukup bukti.

Hingga kemudian jasad korban ditemukan di wilayah Desa Jatisobo, Polokarto, Sukoharjo pada Minggu (14/4/2024) pagi hari. Saat ditemukan S berada di lokasi penemuan bersama kerumunan warga. Sedangkan D sudah melarikan diri.

“Setelah tahu itu jasad anak saya, langsung polisi menangkap S. Tapi yang D ini keburu melarikan diri,” kata Sarno.

Ia mengaku jika putrinya selepas Lebaran ini akan dilamar  kekasihnya asal Jumantono, Karanganyar. Dia tak menyangka putrinya akan secepat itu meninggalkannya. Apalagi meninggal dunia Dengan cara dibunuh. Selama ini, putrinya adalah sosok yang pendiam, namun sangat peduli dengan keluarga.

“Kok tega sekali membunuh anak saya. Saya minta pelaku dihukum seberat beratnya,” pintanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya