SOLOPOS.COM - Spanduk bertuliskan kawasan wisata Gunung Sepikul ditutup dipasang pada Minggu (16/5/2021). (Istimewa/Satpol PP Sukoharjo)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pemkab Sukoharjo sudah dua tahun tidak memperoleh pendapatan asli daerah atau PAD dari sektor pariwisata. Pandemi Covid-19 membuat Pemkab mengambil kebijakan menutup semua tempat wisata yang mereka kelola.

Plt Kasi Pariwisata Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo, Heri Prasetyo, ketika dihubungi Solopos.com, Minggu (16/1/2022), mengatakan sejak pandemi Covid-19 merebak pada Maret 2020, seluruh objek wisata yang dikelola Pemkab ditutup. Hal tersebut berpengaruh pada target pemasukan asli daerah (PAD) sektor pariwisata yang kemudian dinolkan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Kami selama dua tahun terakhir tidak diberikan target untuk PAD pariwisata. Karena memang kondisinya tidak memungkinkan. Objek wisata yang dikelola Pemkab seperti Batu Seribu dan Taman Tembalang yang menjadi sumber PAD wisata ditutup. Akhirnya kami nihil pemasukan dan tidak ada target,” ungkapnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Solo Grand View Dibangun di Sukoharjo, Pemkab: Potensinya Luar Biasa

Kondisi tidak adanya pemasukan PAD dari sektor pariwisata, menurutnya, juga akan terjadi pada 2022 meskipun dinamika persebaran Covid-19 di Sukoharjo sudah bisa dikendalikan. Hingga saat ini, menurut Heri, Pemkab belum memberikan keputusan terkait operasional dua objek wisata tersebut.

Dalam waktu dekat, ia mengatakan akan mengupayakan agar objek wisata itu dibuka dengan mengajukan surat permohonan kepada Bupati Sukoharjo, Etik Suryani.

Baca Juga: Resto di Polokarto Sukoharjo Ini Tawarkan Sensasi Kembali ke Masa Lalu

Rp400 Juta Setahun

“Awal tahun ini kami juga tidak diberikan target PAD pariwisata lagi. Karena belum ada keputusan operasional. Dalam waktu dekat, kami akan mengajukan permohonan untuk operasional dan izin uji coba. Kalau diperbolehkan, nanti baru dilanjutkan pembahasan target PAD pariwisata yang baru,” imbuhnya.

Kondisi pandemi Covid-19, menurut Heri, berbanding 180 derajat dibandingkan sebelum pandemi. Menurutnya, sebelum pandemi, PAD Sukoharjo dari sektor pariwisata bisa mencapai Rp400 juta dalam setahun. Ia berharap terkendalinya Covid-19 bisa memberikan titik terang industri pariwisata di Kabupaten Makmur.

Baca Juga: Desa Wisata Trangsan Sukoharjo Mati Suri Gegara Pandemi, Warga Khawatir

“Pemasukan kami hanya di dua objek tersebut. Jadi kami berharap bisa dibuka kembali. Karena untuk restoran, hotel, maupun wisata yang dikelola swasta tidak masuk ke kami melainkan langsung ke Badan Keuangan Daerah [BKD],” bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya