SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemakaman pasien terjangkit Covid-19. (Detik.com)

Solopos.com, BANTUL — Sedikitnya 15 pasien Covid-19 di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri (isoman). Jumlah ini terjadi dalam rentang dua bulan terakhir.

Angka ini diperkirakan akan bertambah seiring dengan semakin meningkatnya kasus dan kematian pasien Covid-19 di Bantul.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Itu didasarkan kepada data dari kalurahan [desa] yang mengajukan permintaan bantuan tim pemakaman dan pemulasaraan untuk yang isoman dan terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka meminta bantuan karena belum bisa mengajukan pemulasaraan sendiri,” terang Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bantul, Yulius Suharta, Selasa (13/7/2021).

Baca Juga: Pasutri di Bantul Meninggal Bersama di Dalam Rumah, Tetangga Heboh

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Yulius, sejauh ini dari 75 kalurahan di Bantul, hanya enam kalurahan yang bisa melakukan pemulasaraan dan pemakaman pasien Covid-19 sendiri. Sedangkan 25 lainnya baru dalam tahap persiapan.

“Sisanya belum siap untuk melakukan pemulasaran dan pemakaman. Untuk itu mereka meminta bantuan tim kami,” jelas Yulius.

Yulius mengungkapkan 15 pasien Covid-19 yang meninggal saat isolasi mandiri tersebut pemulasaran dan pemakamannya sepenuhnya ditanggung oleh APBD Bantul. Sejauh ini Satpol PP hanya memiliki 15 paket pemulasaran dan pemakaman jenazah Covid-19.

“Paket itu sudah habis. Kami kemudian ajukan lagi 15 paket melalui BTT [Biaya Tidak Terduga] dan justru mendapatkan 20 paket. Saat ini tinggal plotting paket,” papar Yulius.

Baca Juga: PPKM Darurat, Layanan di Disdukcapil Bantul Hanya Sampai Pukul 10.30 WIB

Dua Jenazah Per Hari

Ia mengungkapkan ada peningkatan dalam hal permintaan bantuan tim pemakaman dan pemulasaran untuk pasien Covid-19 yang isoman dalam beberapa pekan ini. Bahkan, sehari bisa dua permintaan pemakaman jenazah pasien Covid. “Seperti Senin pekan lalu. Sehari bahkan ada tiga,” jelasnya.

Kepala BPBD Bantul, Dwi Daryanto, mengungkapkan, pihaknya hanya membantu tim pemulasaran dan pemakaman pasien Covid-19 di bawah Satpol PP. Selain BPBD, ada sukarelawan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) yang juga membantu. “Termasuk yang meninggal saat isolasi mandiri,” ucap Dwi.

Koordinator tim penanganan jenazah infeksius PMI Bantul, Wisnu Wardhana, mengungkapkan ada dua tim pemulasaraan ia koordinasi. Yakni satu putra dan satu putri. Namun, untuk penanganan jenazah pasien Covid-19 tak hanya oleh PMI. Ada juga tim gabungan dari FPRB dan Satpol PP.

Sementara dalam beberapa pekan terakhir pihaknya semakin sering menjemput jenazah Covid-19 yang meninggal saat isoman.

Dalam sehari, pihaknya bisa menjemput 3 sampai lima jenazah. “Semua dari Kabupaten Bantul,” katanya.

Untuk penyebab kematian, Wisnu mengaku tidak mengetahui secara jelas penyebabnya. Apakah karena penyakitnya yang memburuk atau karena tak adanya penanganan medis. “Yang jelas mereka dalam kondisi isoman di rumah,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya