SOLOPOS.COM - Dua remaja berpakaian satria Jawa memanggul gunungan hasil bumi dalam kirab sedekah bumi di Desa Tegalrejo, Kecamatan Gondang, Sragen, Jumat (16/10/2015). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Sedekah bumi Sragen dilaksanakan warga Tegalrejo, Kecamatan Gondang.

Solopos.com, SRAGEN – Warga Desa Tegalrejo, Gondang, Sragen, menggelar kirab gunungan, Jumat (16/10/2015). Sejak pukul 06.00 WIB, puluhan warga berkumpul mengelilingi nasi tumpeng di halaman rumah Kepala Desa Tegalrejo, Heru Setyawan. 

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara beberapa warga lainnya asyik menghias dua gunungan hasil bumi sederhana di teras rumah. Aneka kerupuk, sayuran, buah-buahan, sampai uang kertas Rp2.000-Rp10.000 menjadi hiasan gunungan berbalut janur itu.

Ekspedisi Mudik 2024

Dua buah gunungan itu terdiri atas gunungan laki-laki dan perempuan. Sepasang gunungan itu menjadi simbol kehidupan dalam rangkaian sedekah bumi di desa itu.

“Ayo semua perangkat desa harus udu ora ketang [iuran minimal] Rp10.000 untuk menghias gunungan! Semua isi gunungan itu akan dijarah warga pada akhir prosesi kirab. Jangan lupa entakkan kaki ke tanah tiga kali saat memulai kirab sebagai wujud panyuwunan [permintaan] kepada Tuhan,” seru Kepala Dusun Tegalrejo, Giyanto, dengan menggunakan mikrofon.

Para perangkat desa pun merogoh kocek dan memajang uang kertas Rp5.000-an sebagai penghias gunungan. Lima orang sesepuh desa berdandan dengan pakaian adat Jawa sebagai cucuk lampah atau pemimpin rombongan dalam kirab sedekah bumi.

Rombongan kirab itu juga diikuti para ibu yang membawa hasil bumi dalam panci dan delapan remaja berpakaian satria Jawa membawa dua gunungan setinggi 1,5 meter itu. Mereka mengarak gunungan mengelilingi Dusun Tegalrejo.

Begitu sampai di depan rumah kades, puluhan warga yang mengikuti kirab dari belakang langsung menyerbu gunungan. Mereka berebut hasil bumi dan uang sebagai hiasan gunungan itu.

“Sedekah bumi sebagai upaya melestarikan tradisi leluhur yang punah. Desa Tegalrejo tidak memiliki punden desa. Namun setiap habis panen padi atau palawija selalu ada sedekah dalam bentuk kenduri. Nah, kenduri kali ini mengambil momentum Bulan Sura dengan weton Jumat Pon. Kebetulan weton itu sama dengan weton kepala desa,” kata Kades Tegalrejo Heru Setyawan.

Sebagai rangkaian sedekah bumi, warga setempat juga menggelar hiburan rakyat berupa campursari pada Jumat siang dan pertunjukan wayang kulit dengan lakon Wahyu Katentreman. Pergelaran wayang itu menghadirkan tiga dalang, yakni Ki Joko Senden, Ki Agung Budi Santosa, dan Ki Sabar Sadono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya