SOLOPOS.COM - Puluhan warga berkumpul dengan membawa aneka makanan dalam tampah yang ditata berjajar melingkar di tengah punden saat acara sedekah dusun di Dukuh Sumberan, Desa Japoh, Jenar, Sragen, Senin (10/8/2020). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN -- Sebuah dusun di Desa Japoh, Kecamatan Jenar, Sragen mengadakan sedekah bumi untuk mendoakan agar wabah Covid-19 segera sirna. Meski membawa pesan doa agar Covid-19 sirna, kegiatan sedekah bumi itu memicu kerumunan orang.

Sedekah tersebut digelar di Punden Sumberan, Desa Japoh, Kecamatan Jenar, Sragen, pada Senin (10/8/2020) pukul 13.00 WIB. Sinar matahari mendadak tertutup saat ritual sedekah bumi di Sragen itu akan dimulai.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ratusan warga berkumpul untuk mengikuti sedekah bumi di punden yang cukup luas dan ditumbuhi banyak pohon-pohon langka di Sragen. Mereka membawa aneka makanan olahan, terutama, jadah, nasi, dan aneka makanan tradisional lainnya.

Dukung Dunia Wirausaha Bangkit, Diplomat Success Challenge XI Siap Digelar

Ekspedisi Mudik 2024

Ada yang membawa tampah dan senik serta ada pula yang membawa makanan itu dengan menggunakan bungkusan daun jati.

Suasana hening saat sesepuh Sumberan, Suyatno, 75, menyampaikan maksud dan tujuan sedekah bumi di Sragen ini digelar. Semua warga terdiam.

Apalagi saat modin desa membacakan doa, seluruh warga dari lingkungan RT 006-007/RW 002 Sumberan itu khitmad. Mereka menengadah tangan seraya mulut mengucapkan kata amin berulang-ulang.

Ini Nasihat SBY Soal APBN, Tambah Utang & Pandemi Corona

Makanan Diperebutkan Ramai-Ramai

“Semoga wabah Covid-19 bisa tersingkirkan dari bumi Indonesia, amiin,” ujar modin di salah satu bagian doanya.

Seusai berdoa bersama, aneka makanan yang ditancapkan di dua buah pohon pisang langsung diserbu anak-anak bersama para pemuda. Mereka mengambil makanan jadah dan criping yang dikemas dengan bilah bambu dan ditancapkan di pohon pisang itu.

Suasana ramai karena warga saling berkerumum. Sebagian besar warga memakai masker, namun ada pula yang tidak, khususnya anak-anak.

Cek Fakta: Jokowi Serahkan Jabatan Presiden ke Prabowo [HOAX]

Sesaat kemudian sinar matahari kembali menembus rerimbunan pohon di punden itu dan mendung pun hilang. Menandai berakhirnya ritual sedekah bumi di Sragen tersebut.

“Sedekah dusun ini menjadi tradisi yang dilaksanakan Sumberan setelah panen. Sedekah dusun ini memboyong Mbok Sri [hasil panen padi] pulang ke lumbung. Selain itu juga sebagai wujud permohonan atau doa kepada Tuhan agar warga Sumberan bisa terhindar dari marabahaya, penyakit, dan seterusnya,” ujar Suyatno, sesepuh dusun tersebut saat berbincang dengan Solopos.com, Senin siang.

10 Berita Terpopuler : Bos Ternak Semut Rangrang Sidoharjo Sragen Ditangkap Polda Jateng

Selain itu, sedekah bumi di Sragen ini juga menjadi bagian dari ritual sadranan untuk melestarikan tujuh sumber air di punden itu. Tujuh sumber air itu ada yang berfungsi untuk mandi dan ada yang berfungsi untuk minum.

Dulu, sumber air itu dimanfaatkan untuk kehidupan warga Sumberan dan tidak pernah mengering. Sekarang sumber airnya masih penuh dan warga menggunakan sumur sendiri-sendiri di rumah.

Kendati di daerah utara Bengawan Solo, Sumberan hingga Japoh tidak pernah kekurangan air bersih untuk penghidupan sehari-hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya