Solopos.com, PEMALANG -- Sebagai kota yang berada di jalur persinggahan yang cukup strategis untuk lalu lintas Jakarta – Surabaya di kawasan pantura, Pemalang memiliki beragam macam kuliner yang menarik dan menggiurkan.
Salah satunya adalah Lontong Dekem. Berdasarkan pantauan Solopos.com di kanal Youtube Jon Sukma, Lontong Dekem secara harafiah terdiri dari penggabungan dua kata, yaitu Lontong, yang merupakan makanan berbahan dasar beras yang dibuat lonjong dan dibungkus daun pisang.
Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM
Kemudian kata ‘Dekem’ itu sendiri yang merupakan kata dalam Bahasa Jawa, yang berarti duduk dengan posisi kaki tertekuk. Dalam video itu, Pak Drajat sebagai salah satu penjual makanan ini menambahkan kalau dulunya makanan ini dinikmati di bawah pohon kawasan alun-alun kota dan pencahayaannya dari sentir atau semacam lampu teplok
Baca Juga : Pantai Bobi Jepara Bikin Jatuh Cinta, Kok Bisa?
Sementara sumber lain mengatakan bahwa nama Lontong Dekem diambil dari cara pengolahannya, yaitu sebelum disajikan, lontong disiram lagi lalu ditumpahkan lagi dan begitu seterusnya. ‘Dekem’ dalam Bahasa Jawa Pemalang artinya terendam.
Racikan Lontong Dekem ini terdiri dari irisan lontong, kuah santan berwarna kuning seperti gulai, serundeng kelapa, remahan kerupuk dan bawang goreng. Untuk porsi Lontong Dekem, Pak Drajat membandrol di harga Rp9.000.
Harga ini belum termasuk lauk pendamping. Di tempat Pak Drajat, lauk pendampingnya berupa sate sate ayam yang dijual Rp4.000 per tusuk dan ada aneka jeroan yang ditaburi serundeng. Lauk sampingan ini menjadi sesuatu yang identik atau pelengkap kenikmatan Lontong Dekem.
Baca Juga : Mak Kratak! Video Viral Kereta Batara Kresna Nyerempet BST di Solo
Kuah pada Lontong Dekem ini sekilas mirip seperti kuah opor, hanya tekstur kuah Lontong Dekem lebih encer daripada Opor. Cita rasanya sudah tidak asing lagi. Lontong Dekem cenderung pedas dan gurih. Rasa pedas pada sajian ini bukan dari cabai namun dari sereh yang dipakai sebagai bumbu kuahnya.
Lontong yang dimasak dengan cara dikukus dalam balutan daun pisang memiliki cita rasa khas, serta tekstur lembut serta aroma daun pisang yang harum. Lontong yang dihasilkan juga agak hijau sehingga menambah penampilan masak lebih menarik.
Warung Pak Drajat ini sudah buka sejak tahun 1970-an, selain Lontong Dekem, Pak Drajat juga menjual menu Nasi Grombyang yang juga makanan khas Kota Pemalang. Warung Pak Drajat ini berada di Jl. RE. Martadinata. Sebelumnya, Pak Drajat berjualan di alun-alun namun sejak ada Perda yang melarang adanya pedagang di kawasan alun-alun, dirinya pindah ke lokasi saat ini.
Baca Juga : ABG Pengemudi Mobil Terobos Penyekatan Klaten Tertangkap, Bakal Diproses Hukum?
Warung Pak Drajat ini buka saat menjelang sore dan selalu dikunjungi oleh para pembeli yang berasal dari berbagai kota, mengingat karena lokasinya sangat strategis dengan jalur lalu lintas Jakarta-Surabaya.
Berdasarkan ulasan dari naravlognya yang bernama Jon, rasa Lontong Dekem iyang dimiliki ini adalah rasa kari yang kuat. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa Lontong Dekem memiliki sensasi pedas dari sereh meski belum ditambah sambal.