SOLOPOS.COM - Warga Tambaklorok RT 001 RW 016 Semarang, Musrifah, tengah berjualan sate di tengah kepungan banjir rob, Kamis (8/6/2023). (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Sudah hampir sebulan lebih warga Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), dilanda rob. Kondisi ini pun membuat warga mengalami kesusahan, baik secara sosial ekonomi maupun kesehatan.

Pantauan Solopos.com di kawasan Tambaklorok, Kota Semarang, Kamis (8/6/2023), sekitar pukul 14.30 WIB, air rob telah menerjang. Salah satu rob yang paling parah ada di lingkungan RW 016, di mana air nyaris selutut orang dewasa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejumlah warga yang melintas menggunakan sepeda motor pun lokasi, pada pukul 14.30 WIB air rob di RW16 nyaris selutut orang dewasa. Sejumlah masyarakat sekitar yang melintas menggunakan motor, tampak beberapa ada yang mengalami mogok.

Ketua RT 001 RW 016, Aripin, mengatakan banjir rob yang sudah terjadi selama sebulan lebih ini benar-benar berdampak besar bagi masyarakat sekitar. Bahkan, air rob yang pada Mei ini sering pasang saat siang hari dan membuat masyarakat yang memiliki tempat usaha terisolasi atau tak bisa bekerja.

“Kerugian sangat besar untuk warga yang punya usaha. Karena dampak rob setinggi 40 cm tiap hari mulai pukul 11.00 WIB membuat lokaaasi terisolasi dengan air laut yang naik. Terus air mulai turun menjelang magrib dan kadang bisa sampai malam hari,” ujar Aripin saat dijumpai Solopos.com, Kamis (8/6/2023).

Biaya Operasional

Aripin pun mencontohkan usahanya sendiri, yakni jasa angkut barang. Kesulitan beroperasi karena mobil armadanya terjebak air rob membuatnya harus nekat demi memenuhi kebutuhan keluarga. Meski demikian, terkadang ia mengalami nasib apes karena kendaraannya mengalami mogok akibat menerjang air laut hingga biaya operasional pun membengkak.

“Saya sendiri mobilnya enggak bisa beroperasi. Terjebak di depan rumah. Mau diparkir di jalan juga enggak enak sama warga, takut menggangu dan sedang ada proyek juga jadi banyak kendaraan besar lewat,” keluhnya.

Akibat kondisi rob yang datang setiap hari, pendapatan Aripin pun turun drastis. Jika biasanya dia bisa meraup Rp250.000 per hari dari usaha jasa angkut barang, kini sehari ia pun hanya mampu mengumpulkan Rp50.000.

Senada disampaikan warga RT 001 RW 016 Tambaklorok, Musrifah, 26. Perempuan yang sehari-hari berjualan sate itu mengaku mengalami gatal-gatal pada bagian kaki akibat kerap menerjang air rob.

“Ngider [jualan keliling] biasanya dari jam 11.00 WIB sampai nanti menjelang magrib. Tapi, capek kalau harus lewat rob seperti ini terus,” ujarnya.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), meminta masyarakat pesisir pantai utara (Pantura) dan pantai selatan (Pansela) mewaspadai potensi baanjir rob. Mereka juga mengimbau warga untuk menggunakan jalur alternatif apabila jalan yang kerap dilalui tergenang rob.

“Amankan barang-barang berharga dan selalu pantau informasi rob dari BMKG. Bila kondisi darurat, segera hubungi pihak terkait, dan gunakan jalur alternatif agar tidak terjebak rob,” ujar Kabid Penanganan Darurat BPBD Jateng, Dikki Ruli Perkasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya