SOLOPOS.COM - Ilustrasi: Pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano. (ANTARA/HO-Dispenau)

Solopos.com, PASURUAN — Dugaan sementara penyebab kecelakaan dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano di lereng Bromo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur karena cuaca buruk.

Sebelum terjatuh, dua pesawat milik Skadron Udara 21 Lanud Abdulrahman Saleh TNI Angkatan Udara itu sempat terjebak awan tebal.

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

Dugaan ini diperoleh dari pengakuan dua pilot pesawat lainnya yang berhasil mendarat di Lanud Lanud Abdulrahman Saleh.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau), Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati mengatakan akibat kondisi cuaca buruk pilot tidak memiliki jarak pandang maksimal.

“Sehingga ini murni akibat cuaca kelihatannya namun saya belum bisa memastikan karena harus ada penyelidikan lebih lanjut,” kata Agung dalam jumpa pers di Lanud Abd Saleh Malang, Jawa Timur, Kamis (16/11/2023).

Agung menjelaskan, ada empat pesawat yang melakukan sesi latihan formasi rutin dalam penerbangan tersebut.

Keempat pesawat itu bergabung dalam sebuah formasi dan kemudian terjadi cuaca buruk.

Menurutnya, pesawat saat melintas dalam kondisi cuaca buruk tersebut melakukan manuver untuk melepaskan diri.

Namun pada saat melakukan manuver tersebut, terjadi hilang kontak pada pesawat dengan nomor ekor TT-3111 dan TT-3103.

“Dua pesawat lain berusaha naik dan ke luar dari awan. Pada saat itu dilakukan kontak, tidak bisa menghubungi. Dan setelah dua pesawat mendarat, mendapat laporan dari aparat teritorial bahwa ada pesawat terjatuh di Kabupaten Pasuruan,” katanya seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Ia menambahkan, saat ini TNI AU juga telah menerjunkan tim untuk mencari data recorder pesawat Super Tucano tersebut.

Dalam data recorder tersimpan berbagai informasi penting pada saat pesawat mulai terbang hingga terjadi musibah.

“Data recorder pesawat ini, menyimpan rekaman suara, rekaman gambar kamera pesawat, rekaman ketinggian, kecepatan, posisi, lokasi dan semua yang dibutuhkan,” katanya.

Bagi masyarakat setempat, lanjutnya, diimbau untuk tidak menyimpan benda-benda yang terkait dengan kecelakaan pesawat.

Serpihan badan pesawat diperlukan untuk penyelidikan dan mengetahui penyebab utama kecelakaan.

“Kami mohon, bila masyarakat menemukan peralatan dari pesawat mohon jangan dipindahkan, jangan dibawa, jangan disimpan. Karena itu dibutuhkan untuk penyelidikan,” katanya.

Hingga saat ini tiga pejabat TNI AU dinyatakan meninggal sementara satu lainnya masih dalam pencarian.

Korban yang masih dalam pencarian adalah Letkol Pnb Sandhra “Chevron” Gunawan (Komandan Skadron Udara 21).

Sementara tiga jenazah yang telah ditemukan adalah Kolonel (Pnb) Subhan (Danwing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh), Kolonel (Adm) Widiono Hadiwijaya (Kepala Dinas Personel Lanud Abdulrachman Saleh), dan Mayor (Pnb) Yuda A. Seta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya