SOLOPOS.COM - Ilustrasi Judi (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SOLO -- Pusat judi dadu yang disebut-sebut kelas kakap di belakang Terminal Tirtonadi Solo ternyata pernah dikeluhkan warga sekitar pada awal-awal kemunculannya.

Namun, seiring bertambahnya waktu, keluhan-keluhan itu semakin berkurang. Lurah Gilingan, Banjarsari, Joko Partono, mengatakan hal tersebut saat wawancara dengan Solopos.com, Selasa (23/3/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti informasi sebelumnya, pusat judi dadu yang yang kondang dengan nama "Dewa-Dewi" itu pindah dari lokasi belakang Terminal Tirtonadi sejak beberapa pekan lalu. Pusat judi dadu itu menurut informasi pindah ke luar Kota Solo.

Baca Juga: Pusat Judi Dadu di Belakang Tirtonadi Solo Pindah, Ini Kata Lurah Gilingan

Namun, di antara sumber Solopos.com tidak ada yang tahu pasti ke mana pusat judi dadu itu pindah operasi, termasuk Lurah Gilingan, Banjarsari, Joko Partono. Joko mengaku tahu lokasi judi dadu di Jl Setiabudi itu tutup dan pindah sejak beberapa pekan lalu.

Tapi Joko mengaku tidak tahu alasan pemindahan tempat judi yang kondang jadi jujugan pejudi kelas kakap itu. “Yang jelas ini sudah tak ada. Tapi alasannya saya tidak tahu. Pindahnya dua hingga tiga pekan ini,” ujarnya.

Beroperasi 2 Tahun

Joko mengatakan seingatnya pusat judi dadu di belakang Terminal Tirtonadi, Solo, itu mulai beroperasi dua tahun lalu. Tapi ia tak pernah masuk ke tempat judi itu.

Baca Juga: Terlibat Laka Maut Di Ringroad Mojosongo Solo, Sopir Truk Ngaku Tidak Tahu

Joko juga mengaku tidak tahu apakah tempat judi di wilayahnya itu apakah pernah dirazia polisi atau belum. Menurut Joko, pada awal kemunculannya, keberadaan lokasi perjudian Dewa-Dewi sempat mendapat keluhan dari warga sekitar. "Tapi semakin ke sini keluhan-keluhan itu mulai menghilang," ujarnya.

Joko mengatakan perjudian Dewa-Dewi selama ini tak mengganggu warga. Sebab mereka beroperasi di dalam rumah dan tertutup. Namun, pindahnya tempat perjudian Dewa-Dewi beberapa pekan ini mendapat apresiasi positif dari masyarakat.

Baca Juga: Nyaris Masuk Divisi 2, PSSI Wonogiri Lakukan Ini Untuk Kembalikan Kejayaan Persiwi

Joko mengatakan keberadaan praktik yang masuk kategori penyakit masyarakat itu tidak lagi menambah beban bagi warga Gilingan.

Apalagi selama ini beberapa wilayah Gilingan juga terkenal sebagai lokasi mangkal pekerja seks komersial (PSK). "Sejak gencarnya razia aparat kepolisian beberapa pekan ini, tak ada lagi PSK terlihat mangkal di Gilingan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya