SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Pelataran rumah di Jalan Kiai Mojo RT 04/ RW V Semanggi Pasar Kliwon itu mendadak berdiri tenda berkalung kain duka. Sebuah ruangan berukuran 3×4 meter dalam kondisi pintu tertutup.

Di dalamnya berserak buku-buku lawas yang penuh hitungan penanggalan Jawa kuno. Di ruangan itulah, seorang ahli pawukon Jawa biasa membuka praktek ruwatan selama puluhan tahun. Namun, sejak Rabu Kliwon (27/5) siang, aktifitas ruwatan di ruangan itu tak akan dijumpai lagi. Karena, ahli pawukon Jawa itu, KRH Darmodipuro atau biasa disapa Mbah Hadi telah pergi untuk selamanya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Bapak meninggal di usianya yang ke-71 tahun. Dia menderita jantung dan sesak napas. Apalagi sejak jatuh di dapur sebulan lalu, kondisi kesehatannya terus menurun,” papar putera bungsu Mbah Hadi, Suharyadi saat ditemui Espos di sela-sela kesibukannya menyambut para tamu yang turut berbelasungkawa atas meninggalnya ayahnya.

Sungguh, kepergian Mbah Hadi telah meninggalkan duka mendalam bagi kedua puteranya, keluarganya, handai-taulanyanya, serta orang-orang yang mencintainya. Tak ada yang menyangka bahwa kepergian Mbah Hadi siang pukul 13.45 WIB itu ternyata tak meninggalkan sepucuk pesan apapun, termasuk kepada anak bungsu dan seorang menantunya yang merawatnya setiap hari itu.

Mbah Hadi, di mata tetangga dan keluarganya, ialah sosok yang sederhana dan terkenal murah hati. Bahkan, terhadap orang yang berbuat jahat kepada dirinya pun, kata mereka, Mbah Hadi tetap tak berubah sebagai sosok yang bermurah hati.

Sosok yang pernah menjadi Ketua Museum tertua di Indonesia Radya Pustaka Solo selama puluhan tahun itu, rencananya, akan dikebumikan di tempat pemakaman umum (TPU) Danyung Daksimoloyo, Grogol Sukoharjo pukul 14.00 WIB bersama makam keluarga Mbah Hadi lainnya.

Jauh hari sekitar dua bulan silam sebelum kepergian Mbah Hadi, ternyata telah ada isyarah atas kepergiannya itu. Di salah satu sudut ruangan rumahnya, sebuah papan nama untuk tanda makam tergeletak. Papan nama itu bertuliskan KRH Darmodipuro yang dipesan oleh Mbah Hadi sendiri.

Aries Susanto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya