SOLOPOS.COM - Ilustrasi korban pembunuhan (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, KLATEN — Ibu tiga anak di Panggang Welut RT 012/RW 006, Desa Taji, Kecamatan Juwiring, Klaten, Jawa Tengah, Hany Dwi Susanti, 28, sempat cekcok dengan kakak ipar dari pihak suaminya, SRB, 40, beberapa hari sebelum meninggal dunia usai meminum air yang diduga telah dicampur racun.

Berdasarkan penelusuran Solopos.com, Selasa (2/11/2021), Hany sempat cekcok dengan SRB sekitar 3-4 hari sebelum Hany meninggal dunia. SRB tinggal tak jauh dari rumah Hany. SRB sering menjelek-jelekkan Hany dengan kata-kata kasar. Hany pun sempat menceritakan hal itu ke suaminya, Sigit Nugroho, 35.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sigit Nugroho tak terima dengan kata-kata kasar yang diucapkan SRB. Hingga akhirnya, SRB tak kuasa menahan emosi dan diduga menaruh racun apotas ke air minum yang disimpan keluarga Hany di kulkas. Kuat dugaan, SRB masuk ke rumah Hany dengan merusak pintu bagian samping.

Baca juga: Tragis, Wanita Juwiring Klaten Meninggal Diduga Diracun Kakak Ipar

“SRB itu infonya sudah ditangkap di Wonogiri. Sebelum ditangkap, SRB ini sempat ikut ke makam [saat penggalian kubur]. Waktu itu, ada warga yang bilang bahwa polisi telah datang ke Taji, Senin (1/11/2021) siang. Tahu polisi datang, SRB seolah-olah mbirit. Lalu, dia lari ke Wonogiri,” kata Slamet Santoso, ayah Hany, Selasa, di rumah duka.

Diberitakan sebelumnya, Hany meninggal dunia setelah meminum air yang diduga telah dicampur racun di rumahnya, Senin (1/11/2021) pukul 10.00 WIB. Wanita itu diduga dibunuh. Polisi langsung gerak cepat menangkap terduga pelaku yang masih memiliki hubungan kerabat, yakni kakak ipar dari pihak suami korban, SRB.

Pingsan Setelah Minum Air

Sebelum kejadian tragis itu, Hany beserta suami dan tiga anaknya pergi menjenguk orang tuanya di Wonogiri, Minggu (31/10/2021) dan pulang pada Minggu malam. Pada Senin Hany keluar rumah mencari sayuran. Setelah pulang, Hany merasa haus dan langsung mengambil minuman air putih yang disimpan di kulkas. Selang lima menit, Hany sempat bilang ke suaminya rasa air yang baru saja diminum berasa pahit. Selanjutnya, Hany pingsan dan ditolong suaminya. Kemudian, tim medis yang mengecek kondisi Hany menyatakan bahwa ibu dengan tiga anak tersebut sudah meninggal dunia.

Baca juga: Pemilik Warung Apung Minta Revitalisasi Rawa Jombor Dikerjakan Serius

Di tengah kondisi berduka, Sigit memperoleh informasi dari salah seorang kakaknya, Umi Nurwati, bahwa air minum yang berada di kulkas berasa pahit. Sigit pun mencicip air yang disimpan dalam wadah di kulkas. Ternyata air itu berasa getir dan panas di mulut. Di saat itulah, muncul kecurigaan bahwa istrinya meninggal dunia karena diracun.

“Di dalam kulkas itu ada minuman es teh dan enam botol berisi air putih [termasuk air mineral]. Rinciannya ada dua botol air mineral, satu botol air, dua botol tupperware berisi air putih, dan es teh,” kata Sigit, saat ditemui wartawan di Taji, Kecamatan Juwiring, Selasa pagi.

Ayah Hany, Slamet Santosa, menambahkan Munculnya dugaan HDS meninggal dunia akibat diracun menyusul pengakuan Sigit yang merasakan air minum yang disimpan di kulkas.

“Airnya itu katanya berasa kemramas. Sigit Nugroho yang sempat merasakan [tak sampai diminum] sempat muntah-muntah dan bagian mulut/lidah menjadi keras. Ternyata, belakangan diketahui yang diberi racun itu tak hanya di air mineral/air putih. Tapi, air susu [milik anak Hany] dan garam di dapur juga diberi racun. Awalnya, orang kampung sini memang mengira Hany sakit,” kata Slamet Santosa.

Baca juga: Diterjang Angin, Pohon Tumbang Timpa Mobil di Mireng Klaten

Setelah memperoleh laporan adanya dugaan warga Taji diracun, Senin (1/11/2021) sore, polisi langsung mendatangi lokasi kejadian. Selain memeriksa sejumlah saksi, polisi langsung mengolah tempat kejadian perkara (TKP). Guna mempertajam analisisnya, polisi mengautopsi jenazah Hany.

Air minum yang tersisa di kulkas juga diteliti polisi melalui laboratorium forensik. Hasil sementara diperoleh bahwa Hany meninggal dunia karena diracun. Setelah autopsi rampung, Hany dimakamkan di Taji, Kecamatan Juwiring, Selasa dini hari.

“Kami sudah mendatangi lokasi kejadian perkara. Kami sudah mengamankan seorang yang terindikasi melakukan aksi itu. Untuk teknisnya, silakan ke Satreskrim Polres Klaten,” kata Kapolsek Juwiring, Iptu Sumardi, mewakili Kapolres Klaten, AKBP Eko Prasetyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya