SOLOPOS.COM - Suasana Pasar Pundensari yang ada di Desa Gunungsari, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Minggu (11/4/2021) pagi. (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

Solopos.com, MADIUN -- Pasar Pundensasi yang ada di Desa Gunungsari, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, memiliki prosesi menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan Pancasila. Prosesi ini biasanya dilakukan sebelum kegiatan transaksi jual beli di pasar kuliner jadul itu dimulai.

Seperti pantauan Madiunpos.com di Pasar Pundensari, Minggu (11/4/2021) pagi, puluhan pedagang dan pengunjung pasar berdiri kemudian menyanyikan lagu Indonesia Raya dan kemudian membacakan Pancasila. Pedagang dan pengunjung pasar terlihat khidmat saat menyanyikan lagu kebangsaan tersebut.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Baca Juga: Kisah Mbah Pang, Penunggu Pasar Tunggul Sragen Berambut Gimbal 2 Meter

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Gunungsari, Bernadi Sabit Dangin, mengatakan sebelum kegiatan transaksi penjualan di Pasar Pundensari dibuka, terlebih dahulu menyanyikan lagu Indonesia Raya dan membacakan Pancasila. Ini bertujuan untuk membangkitkan rasa nasionalisme warga yang berkunjung di pasar tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

“Prosesi ini sudah lama dilakukan oleh pengunjung dan pedagang. Bahkan sempat ada yang menangis saat menyanyikan lagu kebangsaan ini,” ujar dia.

Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya ini, baru para pedagang dan pengunjung bisa melakukan transaksi jual beli. Di pasar wisata Desa Gunungsari ini, transaksi jual beli dilakukan dengan menggunakan duit pering. Transaksi tidak diperkenankan menggunakan uang tunai rupiah.

“Kalau mau beli di pasar ini harus menggunakan duit pering. Kami sudah sediakan loket untuk penukaran uang rupiah dengan duit pering. Besarannya dari mulai Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000, dan Rp20.000,” ujar Bernad.

Kuliner Pasar

Kuliner yang dijual di Pasar Pundensari ini sebagian besar makanan tradisional, seperti sego brokohan, satai tahu, es gempol, jajanan pasar, nasi pecel, es dawet, dan lainnya. Di pasar wisata ini, pengelola juga menyediakan tempat duduk dan meja untuk makan di tempat.

Pasar ini sengaja tidak menggunakan plastik sekali pakai, lanjut Bernad, ini untuk mengedukasi masyarakat terhadap penggunaan plastik sekali pakai. Ini menjadi langkah kecil untuk mengubah perilaku masyarakat yang sangat tergantung pada penggunaan plastik sekali pakai.

“Di sini sama sekali tidak boleh pakai plastik sekali pakai dan sedotan,” ujar dia.

Baca Juga: Gardu Pantau Belanda Selamat dari Proyek Kawasan Borobudur Magelang

Pasar Pundensasi ini hanya dibuka setiap Minggu, mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB. Untuk pengunjung pasar ini, setiap kali buka bisa mencapai 1.000 orang. Sebagian besar pengunjung yang datang ke sini adalah warga yang ingin berwisata di pasar dengan nuansa yang berbeda.

Seperti dikatakan salah seorang pengunjung Pasar Pundensasi, Yusron. Warga Kecamatan Dolopo ini mengaku sangat tertarik dengan konsep pasar wisata ini. Menurutnya, kuliner yang ditawarkan di pasar ini sangat beragam.

“Tadi mencicipi nasi brokohan, rasanya lumayan. Tempatnya yang istimewa, kita seperti menyantap kuliner di era zaman dahulu,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya