SOLOPOS.COM - Hananto saat ikut misi kemanusiaan di Palu dan Donggala saat gempa beberapa tahun lalu. (istimewa)

Solopos.com, SOLO -- Menjadi sukarelawan pengantar jenazah Covid-19 Solo bukan tugas kemanusiaan pertama yang Hananto jalankan. Jauh sebelum itu, warga Pucangsawit, Jebres, Solo, itu sudah berkali-kali terlibat dalam berbagai tugas penyelamatan korban bencana.

Salah satunya Hananto pernah ikut upaya penyelamatan korban bencana tsunami dahsyat di Aceh pada 2004 lalu. Dia juga ikut sebagai relawan rescuer saat bencana gempa Palu dan Lombok beberapa tahun lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ia menegaskan akan tetap menjadi rescuer hingga akhir hayatnya meskipun harus kerap meninggalkan rumah selama berbulan-bulan. Saat berbincang dengan Solopos.com pada Selasa (1/9/2020) malam ia menceritakan sejak SMP tidak bisa melihat orang lain kesusahan.

Pilkada Sukoharjo: Total 9 Partai Politik Dukung Joswi, Etik-Agus 4 Parpol

Ekspedisi Mudik 2024

Berapa pun uang yang ia miliki, pria yang kini menjadi pengantar jenazah Covid-19 Solo itu sering berbagi kepada orang yang membutuhkan. Saat tsunami besar melanda Aceh 2004 lalu, Hananto yang berusia 22 tahun berangkat ikut misi penyelamatan.

Sejak itu berbagai lokasi bencana ia datangi menuruti mengikuti panggilan nuraninya. "Sebelum saya menikah, istri saya Chycilia Santi Novianingsih saya beri penjelasan risikonya menikah dengan saya," ujar anggota Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo itu.

Risiko tersebut yakni harus mau berkorban waktu, tenaga, dan pikiran tanpa kehadiran saya. Termasuk saat Hananto harus ke lokasi bencana selama berbulan-bulan atau kehilangan nyawa dalam tugas.

45 Warga Lansia Sukoharjo Terkonfirmasi Covid-19, Lebih Banyak Ketimbang Anak-Anak dan Remaja

Tidak Takut Berlebihan

Saat Hananto memutuskan menjadi petugas pengantar jenazah Covid-19 Solo pun, Chycilia sempat takut. Namun Hananto meyakinkan Chycilia agar tidak takut berlebihan.

"Saya seorang rescuer, berbagai kemungkinan bisa terjadi. Entah human error atau dari alam sendiri. Sehingga keluarga saya selalu saya ingatkan tentang berbagai kemungkinan," papar dia.

Pengin Naik BRT Trans Jateng Terminal Tirtonadi Solo-Sumberlawang? Cek Jam Operasinya

Kedua buah hati Hananto, Johanes Maria Vianey Deodatus Tyto Alvaro, 7, dan Khatarina Christy Eleanore Avrila, 3, itu juga ia ajari mandiri sejak kecil. Beberapa kali Hananto engajak dua anaknya ke lokasi penyelamatan seperti laka air Sungai Bengawan Solo, Sewu, Jebres, beberapa waktu lalu.

Ia mengakui bibit-bibit jiwa sukarelawan mulai tampak pada anak-anaknya. Sering kali kedua anaknya meminta Hananto membantu saat melihat orang kesusahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya