Solopos.com, KLATEN — Berdasarkan catatan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), sebelum diburu habis, badak Jawa pada 1700-an menghuni sejumlah wilayah pegunungan daratan rendah di Pulau Jawa, salah satunya di daerah Ngawen, Klaten.
Kala itu, populasi badak Jawa begitu banyak, bahkan disebut hama oleh pemerintah kolonial karena merusak pertanian/perkebunan. Pemerintah Belanda lantas membuat sayembara bagi mereka yang mampu membunuh badak dengan imbalan hadiah.
Sudah Langganan ? Login
Lanjutkan Membaca...
Silakan berlangganan untuk membaca artikel ini dan dapatkan berbagai konten menarik di Espos Plus.