SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SLEMAN—Kebijakan pemerintah tentang rehabilitasi dan rekonstruksi Merapi telah melunak. Tetapi sejumlah warga lereng Merapi tetap enggan direlokasi. Mereka menginginkan tinggal di tempat asal mereka meski lokasinya sangat dekat dengan puncak Merapi.

Salah satu warga Srunen Glagaharjo Cangkringan, Agralno menyampaikan, tekad warga Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul dan Srunen sudah bulat. Keinginan kuat tinggal di tempat asal berjarak 5-7 kilometer dari puncak merapi tidak akan berubah meski Pemerintah meminta.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

“Sadumuk Batuk Sanyari Bumi ini kita tidak main-main, seperti halnya perang lawan Belanda apapun halangannya tetap berlanjut,” katanya saat dihubungi Harian Jogja, Jumat (5/8).

Ia menjelaskan, keinginan kuat warga ada dasarnya. Kawasan Rawan Bencana yang dimaksud jika dilihat erupsi 2010 lalu kawasan tersebut tidak terkubur material. “Hanya awan panas saja sehingga sampai sekarang batas tanah masih jelas terlihat bahkan sekarang sudah ijo royo-royo,” imbuhnya.

Menurut dia, bukan warga tidak mengindahkan kebijakan pemerintah yang sudah susah payah menginginkan warga di tempat aman, namun solusinya cukup disediakan infrastruktur seperti early warning System (EWS) dan jalur evakuasi.

Hal yang sama dikatakan Kepala Desa Kepuharjo Heri Suprapto, bahwa sebagian warganya yang menolak relokasi yakni Dusun Kopeng tetap pada keinginannya. Namun karena warga yang lain mendapatkan bantuan membangun rumah Rp30 juta dari pemerintah, agar merata mereka juga minta untuk menerima bagian. “Sebagian Kopeng tetap menolak relokasi, tetapi juga ingin dapat bantuan untuk membangun rumah,” katanya.(Harian Jogja/Akhirul Anwar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya