SOLOPOS.COM - Salah satu aksi pertandingan silat di Sea Games 2015. Ist/thestar.com.my

SEA Games 2015 Singapura telah berakhir. Indonesia berada di peringkat lima, cabang silat merasa dicurangi.

Solopos.com, SOLO — Kontingen silat Indonesia merasa terjadi kecurangan dalam SEA Games 2015 sehingga gagal mempertahankan gelar juara umum.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Indonesia tertahan di peringkat kedua dalam klasemen akhir perolehan medali cabang olahraga (cabor) pencak silat. Para pesilat andalan Indonesia hanya mampu mendulang 3 medali emas, 3 perak, dan 5 perunggu, atau meleset dari target raihan empat emas.

Sementara itu, Vietnam berhasil merebut gelar juara umum dengan keunggulan 2 medali perak atas Indonesia.

“Vietnam mendapatkan satu medali emas karena lawan-lawanya terdiskualifikasi. Demikian juga dengan Malaysia dan Thailand. Di sisi lain, satu atlet Indonesia seharusnya bisa menang tapi justru didiskualifikasi karena dokter yang bertugas kurang bagus,” kata pelatih silat Indonesia, Indro Catur, saat dihubungi Espos, Rabu (17/6/2015).

Selain alasan gugur karena diskualifikasi, Sapto menilai juri pertandingan tidak berpihak Indonesia. Pesilat Indonesia, Sugianto, semestinya bisa menggondol medali emas di nomor seni tunggal putra. Namun, juri menganulir keputusan itu dengan alasan ada alat peraga yang rusak. Demikian juga dengan Nirmala (tanding B putri) dan Aprin (kelas B putra) yang gagal merebut medali emas karena juri dinilai tidak berpihak kepada mereka.

Nasib serupa menimpa pesilat asal Solo, Sapto Purnomo, yang turun di nomor tanding kelas D putra. Dia ditargetkan merebut medali emas dalam penampilan ketiga di SEA Games, tapi justru harus puas pulang dengan raihan perunggu.

“Sapto sudah bermain sangat bagus sehingga bisa mengalahkan wakil Vietnam, tapi dia apes saat bertemu atlet Thailand di semifinal. Poin yang seharusnya masuk untuk Sapto justru diberikan juri kepada lawan. Saat Sapto dijatuhkan lawan semestinya tidak sah, tapi disahkan juri,” urai Indro.

Sapto kalah satu poin dari atlet Thailand, Pornteb Poolkaew, sehingga gagal menembus babak final. Kendati merasa dicurangi, Indro mengakui stamina fisik Sapto agak kedodoran saat melawan Poolkaew.

“Di satu sisi, harus kami akui lawan memang mempunyai fisik yang luar biasa dan Sapto secara fisik kedodoran,” imbuh pelatih asal Solo itu.

Tiga medali emas Indonesia direbut oleh Tri Juanda Samsul Bahar di kelas tanding H putra, duet Hendy/Yolla Primadona Jampil di nomor seni ganda putra, serta trio Ni Kadek Ratna Dewi, Ida Atu Putu Chandra, Luh Putu Eka Pratiwi, dari nomor seni beregu putri.

“Wewey dan Awaludin sempat mencapai final, tapi mereka kalah dari wakil Vietnam. Itu alasan kami kurang satu raihan medali sesuai target, karena faktor non teknis juga ikut berperan,” ungkap Indro. (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya