SOLOPOS.COM - Warga melintas di depan SDN 1 Wonogiri yang ditutup, Senin (15/12/2020). SD dan SMP di Wonogiri belum dibuka karena masih menjalankan pembelajaran jarak jauh. (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI—SDN 1 Wonogiri mendeklarasikan sebagai sekolah ramah anak, Rabu (22/9/2021). Langkah itu untuk mendukung implementasi Kabupaten Wonogiri sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA) pada 2021 ini.

Kepala SDN 1 Wonogiri, Mahmud Yunus, kepada Solopos.com, Senin (27/9/2021), menyampaikan deklarasi itu untuk mempertegas SDN 1 Wonogiri konsisten mengaplikasikan pembiasaan yang ramah anak. Tujuannya untuk mendukung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri dalam mengimplementasikan sebagai KLA tingkat pratama.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut dia, semua pihak terkait, termasuk satuan pendidikan, harus ikut berkontribusi sesuai kewenangan masing-masing. Mahmud berharap langkah sekolahnya diikuti sekolah lainnya.

Baca Juga: Percepatan Vaksinasi di Wonogiri Terkendala SDM Vaksinator dan Internet

Pada kegiatan tersebut pihak terkait menandatangani deklarasi dan berikrar. Acara dihadiri perwakilan siswa, guru, tenaga kependidikan, komite sekolah, dan pengawas sekolah.

“SDN 1 Wonogiri berpredikat sebagai sekolah ramah anak sudah sejak 2018. Pada tahun itu kami menyabet juara II pada lomba sekolah ramah anak tingkat kabupaten. Deklarasi ini untuk memberi penekanan agar penerapan sebagai sekolah ramah anak tak kendur,” ujar Mahmud saat dihubungi.

Dia menjelaskan tujuan sekolah ramah anak adalah melindungi anak agar mereka merasa nyaman. Aplikasinya bisa dengan berbagai cara, seperti memberi sarana prasarana (sarpras) yang ramah anak.

Baca Juga: PTM di Wonogiri Tunggu Vaksinasi Siswa dan Guru Rampung

 

Kemudahan

Contoh yang diterapkan di SDN 1 Wonogiri yakni memisahkan kamar kecil untuk siswa perempuan dan siswa laki-laki. Selain itu selalu mengampanyekan gerakan antikekerasan fisik, seksual, dan psikis terhadap anak. Ini juga berlaku bagi guru.

Apabila ada anak yang lupa mengerjakan tugas atau terlambat datang ke sekolah, guru tidak boleh memarahi. Guru harus memberi pemahaman yang baik tanpa melukai hati anak.

Memarahi hanya akan membuat anak takut atau trauma. Hal itu tak baik untuk perkembangan psikis anak.

Baca Juga: Harga Cabai dan Bawang Putih di Wonogiri Naik Tipis

“Kami juga sudah membuat aturan terkait bencana alam, seperti membuat jalur evakuasi di dalam area sekolah dan titik kumpul. Kami juga punya alat peringatan bencana. Ini untuk mengantisipasi hal-hal tak diinginkan, misalnya ada kebakaran atau gempa bumi,” imbuh Mahmud.

Pada konteks pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, SDN 1 Wonogiri menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Kendati demikian sekolah tetap menerapkan konsep ramah anak.

Anak yang tak memiliki sarana memadai, seperti telepon seluler (ponsel), diberi kemudahan dalam hal pengerjaan dan mekanisme pengumpulan tugas. Ada siswa yang tak memiliki ponsel sendiri. Ponsel hanya dipegang orang tua, sehingga dia harus menunggu orang tuanya pulang terlebih dahulu baru bisa mengikuti PJJ.

Baca Juga: Lebihi Target, Vaksinasi di Boyolali Capai Lebih 50%

“Guru juga melaksanakan home visit [pembelajaran di rumah siswa] dengan skala sangat terbatas dan penerapan protokol kesehatan ketat. Home visit dilakukan terutama di rumah siswa yang tak bisa mengikuti PJJ secara optimal. Satu kelompok maksimal hanya boleh lima anak,” ulas Mahmud.

Ketua Komite SDN 1 Wonogiri, Agus Haryanto, mendukung penuh langkah tersebut. Dia menyebut sudah sepatutnya setiap sekolah ramah terhadap anak, baik dari aspek pengajaran dan sarpras.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya