SOLOPOS.COM - SDIT Az-Zahra Islamic Talent School Sragen. (Instagram/sditazzahra2sragen)

Solopos.com SRAGEN — Selain fokus pada pengembangan bakat siswa, SDIT Az-Zahra Islamic Talent School (ITS) Sragen juga membina karakter siswa lewat aktivitas keseharian. Salah satunya dengan makan prasmanan.

Aktivitas makan bersama tersebut mengemban misi pendidikan budaya antre, melatih kesabaran, menghargai orang lain, dan tidak mengambil barang yang bukan haknya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Penjelasan itu diungkapkan Kepala SDIT Az-Zahra ITS Sragen, Panca Indriyani, saat berbincang dengan Solopos.com, di Yayasan Lembaga Bakti Muslim (YLBM) Al Falah Sragen, Rabu (20/4/2022). Yayasan ini berlokasi di Widoro, Sragen Wetan, Sragen.

Kebiasaan makan prasmanan itu terpaksa terhenti saat pandemi Covid-19. Sekolah yang memiliki 376 siswa ini berencana melaksanakan kebiasaan makan pramanan itu pada tahun ajaran mendatang.

Baca Juga: SDIT Az-Zahra ITS Sragen, Sekolah yang Fokus Kembangkan Bakat Siswa

“Kami membina karakter anak itu sejak dini supaya kelak saat dewasa memiliki karakter yang kuat. Pendidikan karakter di luar pandemi itu dilakukan ketika makan prasamanan bersama. Di sana, ada nilai budaya antre, sabar, menghargai orang lain, dan tidak mengambil hak teman-temannya yang belum mengambil,” jelas Iin, sapaan akrab Panca Indriyani.

Selain itu, siswa juga harus bertanggung jawab untuk menghabiskan makanan yang diambil serta mencuci alat makan sendiri-sendiri. Kebiasaan itu dilakukan setiap hari sebelum pandemi.

Dalam situasi pandemi seperti sekarang, ujar dia, makan bersama sesekali dilakukan karena mulai membaik kondisinya. Dia berencana tahun depan mulai dikonsep lagi makan prasmanan bagi siswa karena dampaknya luar biasa. Sekolah masih melakukan pembenahan pascapandemi dua tahun terakhir.

Baca Juga: Cerita Tentang SD Terpencil di Sragen yang Sempat Tak Masuk Google Maps

Pendidikan karakter juga dilakukan lewat kegiatan berbaris di lapangan dan masuk satu per satu ke ruang kelas dengan berjabat tangan dengan guru. “Pascapandemi pendidikan bagi siswa Kelas I dan II agak berat karena ada loss learning selama pandemi,” katanya.

Iin menerangkan model pembelajaran di ruang kelas pun bervariasi dengan mengenalkan siswa pada lingkungan sekitar dan membimbing mereka menemukan sesuatu yang dipelajari di lingkungan tanpa harus didikte.

“Memang ada stimulus dari guru lewat alat peraga, video, dan seterusnya. Dengan pendekatan itu ternyata prestasi anak-anak cukup baik. Para siswa sempat ikut kompetisi sains nasional tingkat kecamatan peringkat kedua dan tingkat kabupaten peringkat keempat pada 2021. Ada juga lomba geguritan juara III tingkat kabupaten di 2021,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya