SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

MAGELANG: Dalam perayaan waisak 2553 BE/2009 kali ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak umat Buddha di seluruh Indonesia untuk berpijak pada  pesan moral  yang terkandung dalam jejak peradaban Sang Buddha. Jejak peradaban Sang Buddha yang dapat membangun kebersamaan bagi umat Buddha diASEAN ini diharapkan dapat terjadi pula di negara Indonesia.

Dalam puncak peringatan Waisak tersebut digelar pagelaran seni Jejak Peradaban Sang Buddha atau Trial of Civilization yang merupakan sari-sari dari hasil Deklarasi Borobudur 3 tahun lalu. “Deklarasi itu  itu ternyata mampu menumbuhkan perdamaian dan kerukunan di antara negara ASEAN,” papar SBY dalam pidato Waisak 2553 BE/2009 di kompleks Taman Lumbini, Candi Borobudur, Sabtu(9/5) malam.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Lebih lanjut SBY mengatakan, pegelaran seni ini juga  menjadi  wujud dari kebudayaan, peradaban, serta  spiritualitas. “Banyak pesan moral yang dapat diambil dari pagelaran seni tersebut. Salah satunya adalah pencerahan batin untuk berbuat kebajikan kepada sesama umat manusia,” tambahnya.

Dengan pencerahan batin, lanjut SBY, dapat mengajak umat Buddha untuk jadikan Waisak sebagai momentum dalam membangun nilai luhur  bangsa yang moderat, toleran, dan menghormati kemajemukan,”papar SBY.

Ditambahkan pula oleh SBY, jejak peradaban Sang Buddha ini hendaknya dapat menghilhami seluruh umat Indonesia untuk juga berbuat kebajikan yang nantinya akan mewujudkan kerukunan bangsa.
SBY juga memaparkan di tengah tantangan global ini, peningkatan  kerukunan menjadi penting. Apalagi Indonesia terdiri dari banyak suku dan kebudayaan.  “Saya berharap tema Waisak diwujudkan oleh segenap umat Budha dan menjadi inspirasi bagi seluruh umat Indonesia,”tambahnya.

Imbauan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di hadapan ribuan umat Buddha  juga mengimbau agar ajaran nilai-nilai luhur Sang Buddha yang mengajarkan nilai-nilai universal seperti kebajikan, kerukunan, dan peduli pada sesama, dapat dianut oleh seluruh peradaban masyarakat Indonesia.

Sementara itu, ketua Umum Perwakilan Umat Buddha Indonesia  (Walubi) Siti Hartati Murdaya menambahkan, dengan pagelaran seni nantinya, umat Buddha diajak untuk merenungkan perjalanan sang Buddha sehingga nantinya dapat membangun bangsa Indonesia yang tengah dilanda krisis global.

Pagelaran Jejak Peradaban Sang Buddha  dengan tema Hukum Kesunyataan Tilakkhana  Anicca, Dukkha, Anatta. Pagelaran seni tersebut menceritakan perjalanan Sang Buddha Gautama dari lahir, mendapatkan pencerahan dan mati. Sementara itu pagelaran seni ini akan dimainkan oleh gabungan umat Buddha dari Indonesia, Cambodia, Lao PDR, Myanmar, Thailand, dan Vietnam.

Malam puncak perayaan waisak 2553 BE/2009 selain dihadiri oleh SBY dan istri, juga dihadiri oleh Menteri Budaya dan Pariwisata Jero wacik, Menteri agama Maftuh Basyuni, Menteri Pemberdayaan Wanita Meutia Hatta. 

Sebelumnya, malam puncak waisak ini didahului dengan penantian Detik-detik Waisak atau Pujabakti di kawasan Candi Mendut. Detik-detik Waisak yang jatuh pada jam 11:10:01 WIB ini, kemudian dilanjutkan dengan prosesi kirab sepanjang 3 km dari Candi Mendut, Candi Pawon, dan berakhir di Candi Borobudur.

Sebelumnya, perayaan waisak ini sudah didahului dengan ritual Pindhapata (ritual meminta sedekah), penyemayaman air berkah yang diambil dari Umbul Jumprit, serta penyemayaman api yang diambil dari Mrapen, Grobogan atau Pradaksina. Tema waisak kali ini, Walubi mengambil tema Bersama umat Buddha Dharma Kita Tingkatkan Keharmonisan bagi Nusa dan Bangsa. (Olivia Lewi Pramesti & Galih Eko Kurniawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya