SOLOPOS.COM - Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh (kiri) menyerahkan buku kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kanan) saat peluncuran buku Surya Paloh Sang Ideolog di Jakarta, Senin (10/3/2014). Buku biografi karya Usamah Hisyam tersebut memaparkan tentang perjuangan Surya Paloh untuk mewujudkan Trilogi Restorasi Indonesia yaitu Rakyat Sejahtera, Bangsa Bermartabat dan Negara Kuat. (JIBI/Solopos/Antara/Prasetyo Utomo)

Solopos.com, JAKARTA — Buku Surya Paloh Sang Ideolog, Senin (10/3/2014) malam, diluncurkan di Jakarta. Penulis buku itu, Usamah Hisyam, mengungkapkan fakta yang selama ini tak banyak diperhatikan bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah menjanjikan jabatan kepada Surya Paloh seandainya ia terpilih sebagai presiden dalam Pilpres 2004.

Nyatanya, ungkap Usamah Hisyam sebagaimana dipublikasikan Kantor Berita Antara, Selasa (11/3/2014), janji itu diingkari oleh SBY. “Semula SBY menawarkan jabatan Menteri Komunikasi dan Informatika, tapi Pak Surya tidak pernah ingin menduduki jabatan menteri. Sebagai komitmen untuk posisi SP ke depan, SBY akhirnya sepakat menjanjikan posisi Ketua Dewan Pertimbangan Presiden,” papar Usamah.

Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit

Menurut dia, Surya hanya ingin agar SBY mau memperjuangkan gagasan restorasi nasional apabila dia terpilih sebagai presiden. “Itu sebabnya SP dan Media Group all out mendukung dan memenangkan SBY dalam Pilpres 2004,” kata dia.

Tetapi ketika SBY terpilih menjadi presiden, Surya yang ketika itu menjabat sebagai ketua Dewan Penasihat Partai Golkar menerima telepon dari Menkopolkam Widodo A.S. yang menyampaikan pesan dari presiden. Usamah mengatakan, ketika itu Widodo menyampaikan agar Surya sebaiknya fokus menjabat sebagai ketua Dewan Penasehat Partai Golkar saja sehingga tidak perlu lagi memikirkan untuk menempati jabatan sebagai ketua Dewan Pertimbangan Presiden.

Dalam buku tersebut juga menceritakan janji Presiden Yudhoyono lainnya yang tak pernah ditepati. Menurut Usamah, presiden, atas nama Pemerintah Indonesia pernah berjanji untuk memberikan penghargaan bintang jasa kepada Surya sebagai penggerak civil society atas peranannya membantu dampak tsunami Aceh. Tetapi, menurut dia, janji tersebut tak pernah terwujud hingga kini.

Pihaknya berharap buku yang ia tulis tersebut mampu mengubah pandangan masyarakat terhadap sosok Surya Paloh. “Semoga masyarakat bisa melihat lebih obyektif lagi karena bisa menilai lebih dalam bagaimana karakter dan rekam jejak Pak Surya yang terangkum dalam buku ini,” katanya.

Menurut dia, buku setebal 488 halaman itu ditulis selama dua tahun sejak 2012 hingga Februari 2014. Buku yang terdiri dari 10 bab itu mengisahkan lika-liku perjalanan karir bisnis dan politik pria berjenggot lebat itu.

Peluncuran buku itu dihadiri banyak tokoh seperti Presiden Direktur PT Panasonic Gobel Indonesia Rahmat Gobel, Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Sineas Garin Nugroho, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Perdagangan M. Lutfi, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Ketua Komisi VII DPR Sutan Batoegana.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya