SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni mempertanyakan klaim Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade, bahwa elektabilitas pasangan nomor 02 akan menyalip Jokowi-Ma’ruf ketika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) “turun gunung”.

Sebelumnya, Andre mengklaim survei internal BPN Prabowo-Sandiaga mengklaim elektabilitas Prabowo-Sandiaga sudah di atas 40%, sedangkan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf di bawah 50%. Faktor SBY dianggap Andre mampu memperkecil selisih bahkan menyalip elektabilitas petahana.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ya kita lihat saja di Pilkada Jakarta Pak SBY anaknya saja kalah. Apakah itu menunjukkan bahwa taji Pak SBY tidak tajam, tidak bertaji lagi?” ujar pria yang akrab disapa Toni ini.

Toni sebenarnya mengaku percaya SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat masih memiliki faktor untuk mendongkrak suara Prabowo-Sandiaga. Tetapi, hal itu berlaku dengan catatan SBY bisa menunjukkan ketegasan menyikapi tindakan kadernya, Andi Arief, yang dinilai menyebarkan hoaks 7 kontainer surat suara tercoblos.

Ekspedisi Mudik 2024

“Taji Pak SBY itu menurut saya harus diperlihatkan dalam menghadapi kasus Andi Arief saya kira. Kalau dia bisa memberikan sanksi pada Andi Arief, berarti dia masih bertaji,” jelas Toni.

“Karena Pak SBY itu selalu politik santun ya, dan Andi Arief memperlihatkan politik yang berseberangan dengan Pak SBY. Nah, kira-kira Pak SBY masih bertaji tidak untuk sekadar memberikan sanksi kepada orang semacam Andi Arief yang merusak citra Demokrat dan citra Pak SBY?” tanyanya.

Sebelumnya, Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas pasangan capres-cawapres pada Pilpres 2019. Hasilnya, pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin unggul atas Prabowo-Sandiaga dengan masing-masing mencapai elektabilitas 54,9% berbanding 34,8%.

Pengamat politik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, Leo Agustino, menilai sikap Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief dapat menggerus perolehan suara partai itu pada Pemilu 2019.

Leo menilai cuitan Andi Arief terkait tujuh kontainer surat suara tercoblos yang kemudian dinyatakan sebagai hoaks oleh KPU serta sikap Andi Arief yang “menyerang” sejumlah pihak bisa menurunkan simpati pada Demokrat.

“Menurut pendapat saya sudah kelewat batas. Dengan ‘menembak’ penyelenggara Pemilu, saya kira pemilih menjadi lebih tidak lagi tertarik lagi dengan Partai Demokrat,” kata Leo dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Selasa (8/1/2019).

Dosen Ilmu Politik Universitas Padjajaran Bandung Firman Manan menilai sikap Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief bisa kontraproduktif bagi citra bahkan elektabilitas partainya.

“Pola yang digunakan oleh Andi Arief berbeda dengan citra Partai Demokrat yang selama ini terbangun di mata publik,” kata Firman dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Selasa.

Tokoh Sentral

SBY sebagai tokoh sentral selama ini membangun Partai Demokrat sebagai partai yang bercitra santun.

Adapun dalam survei yang dilakukan Lembaga Riset Publik (LRP) menunjukkan responden saat menentukan pilihan mencermati visi dan citra partai meski masih memerhatikan sosok atau tokoh sentral di partai politik. LRP melibatkan 1.200 responden di 34 Provinsi di Indonesia yang telah memiliki hak pilih dengan teknik “multistage random sampling”. Margin of error survei tersebut diperkirakan kurang lebih 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95% dan dilakukan pekan keempat Desember 2018.

“Kami menanyakan kepada responden, jika pemilu anggota legislatif dilakukan hari ini, partai politik mana yang dipilih? Hasilnya sebanyak 31,2 persen memilih PDI Perjuangan,” kata Direktur Riset LRP Arvan Maulana dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (6/1/2019).

PDIP dipilih karena dianggap berpihak pada rakyat kecil atau sebesar 23,8%. Partai Gerindra menduduki urutan kedua dengan elektabilitas sebesar 17%, diikuti Partai Golkar di posisi ketiga dengan 7,2%.

“Gerindra dan Golkar dianggap memiliki visi, misi, dan program yang bagus atau sebesar 26,5 persen,” ujarnya.

Di posisi keempat dan kelima menurut dia adalah Partai Demokrat dan PKB dengan elektabilitas masing-masing 5,3%. Ia mengatakan bahwa Partai Demokrat dipilih karena pemilih suka dengan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan PKB dipilih karena dianggap mewakili kepentingan umat Islam.

Elektabilitas parpol lainnya adalah Partai NasDem (3,3%), PKS (3%), PAN (2,9%), PPP (2,8%), PBB (2,5%), Hanura (1,9%), Partai Perindo (1,5%), PSI (1,2%), PKPI (0,8%), Partai Berkarya (0,5%), dan Partai Garuda (0,4%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya