SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Koalisi Partai Demokrat yang dipimpin Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan partai-partai pengusung pasangan Prabowo-Sandiaga dinilai lebih bersifat pragmatis ketimbang kesamaan ideologi. Dukungan Demokrat tersebut dinilai tidak bulat.

Hal itu dikatakan pengamat politik Emrus Sihombing menanggapi keputusan SBY untuk baru turun kampanye pada babak akhir menjelang Pilpres 2019. Menurut Emrus, seharusnya sebuah koalisi terbangun karena kesamaan ideologi sehingga dukungan bisa diberikan dari awal bahkan sebelum kampanye dimulai.

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

“Karena ini koalisi bersifat pragmatis, maka dukungan yang diberikan pun terkesan setengah hati dan hanya dilakukan di ujung masa kampanye,” ujarnya. Dia menilai kehadiran SBY pada pertengahan hingga ujung masa kampanye dinilai tidak efektif.

Emrus juga menduga ada kesepakatan politik di antara partai koalisi maupun Partai Demokrat dan Partai Gerindra yang belum definitif. Karena itu SBY baru akan mengkampanyekan Prabowo-Sandi pada Maret 2019 atau sebulan sebelum pencoblosan 17 April 2019.

“Harusnya dari awal ada titik temu, siapa melakukan apa dan dapat apa. Karena belum ada titik temu maka menjadi bulan Maret [baru kampanye],” katanya.

Sementara itu, mantan politikus Partai Demokrat yang kini berlabuh di Hanura, Gede Pasek Suardika, menilai langkah SBY baru akan turun gunung mengkampanyekan paslon Prabowo-Sandi pada Maret 2019 hanyalah simbolik semata. Menurutnya, hal utama yang dituju SBY adalah mempersiapkan sang anak, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), agar bisa tampil di Pilpres 2024.

“Saya kira hanya simbolik saja. Karena sejatinya untuk kepentingan AHY di 2024, sangat tidak strategis dukung Prabowo – Sandi,” kata Pasek.

Dia menyakini, bahwa SBY akan mengutamakan partainya agar bisa lolos ke Senayan daripada memperjuangkan kandidat capres-cawapres. “Sebab syarat agar bisa mengusung putranya berdasarkan hasil Pileg 2019, bukan di Prabowo-Sandi yang hanya membesarkan Gerindra saja,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya