SOLOPOS.COM - Ilustrasi Solo Batik Carnival (SBC) (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SOLO–The Majestic Treasure adalah tema apik yang bakal diangkat dalam Solo Batik Carnival (SBC) kali ke-7 tahun ini. Gelaran yang mempertontonkan kostum dengan beraneka ragam bentuk itu, menggunakan bahan batik lebih dari 70 persen. Tak tanggung-tanggung satu kostum menghabiskan tiga hingga limabelas jarit, tergantung kreasi dari masing-masing penampil.

“Kami sudah menggelar workshop selama tiga bulan untuk sharing imajinasi penampil yang diwujudkan dalam kreasi kostumnya. Kombinasi kain menentukan seberapa banyak jarit dihabiskan. Ada yang tiga sampai dengan sepuluh tergantung desain,” jelas salah seorang koordinator kostum SBC ke-7, Ichsanudin Salam, 18, ditemui di sela gladi kotor di Stadion R. Maladi, Sriwedari, Kamis (19/6/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ichsan menyebut kostum penampil pertunjukan kolosal menghabiskan 625 jarit. Pertunjukan kolosal berjudul Wahyu Tumurun itu melibatkan 60 orang penari, ditambah dengan 150 anggota TNI sebagai prajurit. “Satu kostum untuk penari menghabiskan antara enam hingga sepuluh jarit. Kami tidak asal dalam menyusun kostum penari. Karena pembeda dari SBC sebelumnya adalah adanya pertunjukan kolosal ini,” terang pelajar yang sudah menjadi bagian SBC sejak kali ke-2 itu.

Ekspedisi Mudik 2024

Setiap kostum, sambung Ichsan, tidak lepas dari pakem motif batik klasik yang diusung. “Ada yang ditempelkan di sayap, mahkota dan bagian busana. Semua kostum memiliki arti tersendiri, karena motif batiknya pun juga mengandung filosofi dan histori yang unik,” tutur dia. Jika dinilai rupiah, setiap kostum berkisar antara Rp3 juta hingga Rp5 juta.

Ditanya bentuk kostum dari penari kolosal, Ichsan menjawab tak bakal memberi bocoran apapun. “Kami rahasiakan bentuknya seperti apa. Akan menjadi surprise bagi penonton. Beberapa kostum yang kami tampilkan dalam pre event hanyalah prototype. Untuk kostum asli, hanya bisa disaksikan saat gelaran berlangsung,” ujar dia.

Ichsan mengatakan para peserta karnaval dibagi menjadi tiga kelompok dewasa dan satu kelompok anak. Kelompok dewasa menampilkan tiga motif batik utama yakni, wahyu tumurun, ceplokan dan buketan. “Kalau yang anak-anak mengambil salah satu dari tiga motif tersebut. Akan tetapi barisan anak-anak kami jadikan satu,” imbuh pelajar SMA Batik 1 Solo itu.

Koordinator kostum SBC ke-7 lain, Choirul Iman, 16, mengatakan kostum terbesar dalam karnaval tahun ini berukuran delapan meter. “Tingginya empat meter, lebarnya pun empat meter. Ada yang ekornya sampai enam meter. Ada pula beberapa kostum kinetic yang bisa bergerak dan berubah bentuk,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya