SOLOPOS.COM - Ilustrasi Solo Batik Carnival (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, SOLO–The Majestic Treasure adalah tema yang bakal diangkat dalam Solo Batik Carnival (SBC) kali ke-7 tahun ini. Acara yang menampilkan kostum dengan beraneka ragam bentuk itu menggunakan bahan batik lebih dari 70 persen. Tak tanggung-tanggung, satu kostum menghabiskan tiga hingga lima belas jarit, tergantung kreasi dari masing-masing penampil.

“Kami sudah menggelar workshop selama tiga bulan untuk sharing imajinasi penampil yang diwujudkan dalam kreasi kostum. Kombinasi kain menentukan seberapa banyak jarit dihabiskan. Ada yang tiga sampai sepuluh jarit. Ya semua itu tergantung dari desain,” jelas salah seorang koordinator kostum SBC ke-7, Ichsanudin Salam, 18, saat ditemui solopos.com di sela-sela geladi kotor di Stadion R. Maladi, Sriwedari, Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ichsan menyebut kostum penampil pertunjukan kolosal menghabiskan 625 jarit. Pertunjukan kolosal berjudul Wahyu Tumurun itu melibatkan 60 orang penari, ditambah dengan 150 anggota TNI sebagai prajurit.

Ekspedisi Mudik 2024

“Satu kostum untuk penari menghabiskan enam hingga sepuluh jarit. Kami tidak asal dalam menyusun kostum penari. Karena pembeda dari SBC sebelumnya adalah adanya pertunjukan kolosal ini,” terang pelajar yang sudah menjadi bagian SBC sejak kali ke-2 tersebut.
Setiap kostum, sambung Ichsan, tidak lepas dari pakem motif batik klasik yang diusung.

“Ada yang ditempelkan di sayap, mahkota, serta busana. Semua kostum memiliki arti tersendiri, karena motif batiknya pun mengandung filosofi dan histori yang unik,” tutur dia.

Jika dinilai rupiah, harga setiap kostum antara Rp3 juta hingga Rp5 juta.

Ditanya bentuk kostum dari penari kolosal, Ichsan menjawab tak bakal memberi bocoran apapun. “Kami rahasiakan bentuknya seperti apa. Akan menjadi surprise bagi penonton. Beberapa kostum yang kami tampilkan dalam pre event hanyalah prototype. Untuk kostum asli, hanya bisa disaksikan saat gelaran berlangsung,” ujar dia.

Ichsan mengatakan para peserta karnaval dibagi menjadi tiga kelompok dewasa dan satu kelompok anak. Kelompok dewasa menampilkan tiga motif batik utama yakni, wahyu tumurun, ceplokan dan buketan. “Kalau yang anak-anak mengambil salah satu dari tiga motif tersebut. Akan tetapi barisan anak-anak kami jadikan satu,” imbuh pelajar SMA Batik 1 Solo itu.

Koordinator kostum SBC ke-7 lain, Choirul Iman, 16, mengatakan kostum terbesar dalam karnaval tahun ini berukuran delapan meter. “Tingginya empat meter, lebarnya pun empat meter. Ada yang ekornya sampai enam meter. Ada pula beberapa kostum kinetic yang bisa bergerak dan berubah bentuk,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya