SOLOPOS.COM - Petani menyemprotkan cairan pestisida di sawah tadah hujan di Kawengen, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (18/1/2015).(JIBI/Antara Foto/Aditya Pradana Putra)

Sawah tadah hujan di Kabupaten Semarang terancam gagal panen menyusul anomali cuaca.

Semarangpos.com, UNGARAN – Ancaman gagal panen tengah menghantui petani sawah tadah hujan di Kabupaten Semarang. Maklum, hingga pertengahan Januari ini curah hujan di Kabupaten Semarang dan sekitarnya masih tak menentu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Para petani sawah tadah hujan yang terletak di Desa Kawengen, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Sleman, sebenarnya sempat optimistis pada Desember lalu. Kondisi itu menyusul intensitas hujan yang cukup tinggi di awal Desember hingga mendorong para petani untuk menanam padi.

Namun memasuki bulan Januari, intensitas hujan menurun drastis. Bahkan lebih dari sepekan terakhir, sawah para petani itu tidak mendapat air karena hujan tidak turun. Sawah yang kering ini pun membuat pertumbuhan padi menjadi terhambat. Padi yang sudah ditanam sejak satu setengah bulan lalu itu pun terlihat kurus dan tingginya hanya sekitar 20 centimeter (cm).

Padahal, secara umum seharusnya tanaman padi di usia satu setengah bulan memiliki tinggi sekitar 30 cm. Kondisi ini terjadi dihampir seluruh lahan sawah tadah hujan di Desa Kawengen, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang, yang memiliki luas sekitar 113 hektare.

“Kalau kondisinya seperti ini terus ya memang susah. Soalnya hujannya juga arang-arang [jarang-jarang]. Kalau pun bisa panen ya hasilnya pasti enggak maksimal. Kalau normalnya 20 karung, kalau kondisi seperti ini terus hasilnya bisa cuma 10 karung,” ujar Suwito, salah satu petani sawah tadah hujan di Desa Kawengen, Ungaran, Kabupaten Semarang, saat dijumpai wartawan, Selasa (19/1/2016).

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Semarang, Urip Triyogo, mengaku sebenarnya sudah memprediksi anomali cuaca ini. Oleh karenanya, pihaknya pun melakukan berbagai cara guna mengantisipasi gagal panen di wilayahnya.

“Sebenarnya kami sudah mengantisipasi hal ini sejak awal. Kita tahu curah hujan tahun ini tidak merata. Selain itu, curah hujannya juga lebih rendah dari tahun kemarin. Antisipasi kita tak lain dengan menyediakan berbagai pompa air di lapangan. Selain itu, aliran irigasi juga kita perbaiki. Di lain itu, dari sisi teknologi kami juga memberikan bibit-bibit unggul kepada petani agar menanam padi yang tidak membutuhkan curah hujan yang banyak,” ujar Urip saat dijumpai wartawan di Kantor DPRD Kabupaten Semarang, Senin (18/1/2016).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya