SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, PURWOKERTO — Sekitar 1.000 ha sawah di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, terendam banjir sejak Rabu (16/1/2019) lalu atau sepekan silam. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas Widarso.

“Luasan tersebut berdasarkan pendataan sementara yang kami lakukan terhadap area persawahan di tiga kecamatan yang terendam banjir, yakni Tambak, Sumpiuh, dan Kemranjen,” katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (22/1/2019).

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

Menurut dia, usia tanaman padi pada area persawahan yang terendam banjir itu berkisar dua pekan hingga satu bulan setelah tanam. Dari total luas sawah yang terendam banjir tersebut, lanjut dia, terdapat sekitar 300 ha tanaman padi yang mati karena terlalu lama terendam banjir.

“Tanaman padi yang usianya kurang dari satu bulan berpotensi mati jika terendam banjir terlalu lama. Sementara tanaman padi yang berusia lebih dari satu bulan diharapkan masih bisa bertahan hidup,” katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan luas tanaman padi yang mati akibat terlalu lama terendam banjir itu masih akan bertambah jika genangan air tidak segera surut. “Mudah-mudahan genangan air segera surut. Tapi kalau masih terjadi hujan lebat seperti beberapa hari terakhir, luasan tanaman padi yang terancam mati bisa bertambah,” tegasnya.

Tidak disebutkan berapa rupian kerugian akibat 1.000 sawah terendam banjir tersebut. Terkait dengan hal itu, Widarso mengatakan pihaknya telah melaporkan ke pemerintah pusat melalu Kementerian Pertanian terkait dengan potensi kerugian yang dialami petani akibat banjir tersebut meskipun luas tanaman padi yang berpotensi mati masih terus berkembang.

Ia mengharapkan pemerintah dapat memberikan bantuan benih untuk petani yang dialokasikan dari cadangan benih nasional. “Petani yang tanaman padinya mati secara otomatis harus menanam ulang. Kami akan terus mendata luasan tanaman padi yang harus tanam ulang hingga kondisi air benar-benar surut,” katanya.

Sebelumnya, salah seorang warga Desa Sidamulya, Kecamatan Kemranjen, Mariyun mengatakan sawahnya yang seluas 2 ha terendam banjir yang terjadi sejak tanggal 16 Januari 2019. Menurut dia, tanaman padi di sawahnya baru berusia dua minggu setelah tanam dan terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 1 m.

“Setelah surut, saya terpaksa menanam ulang karena tanaman padi yang usianya kurang dari satu bulan tidak bisa bertahan lama terendam banjir,” katanya. 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya