SOLOPOS.COM - Bayi unta betina terlahir dari indukan Jessi dan Ferry berada di dalam kandang di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Solo, Senin (17/2/2014). Bayi unta yang menjadi koleksi baru TSTJ tersebut lahir pada Minggu (16/2/2014). (JIBI/Solopos/Septian Ade

Seekor anak unta menyusu pada induknya di sebuah kandang Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ). Usia bayi unta berjenis kelamin betina tersebut menginjak tiga hari setelah lahir pada Sabtu (17/2/2014), pascaerupsi Gunung Kelud. Dokter hewan TSTJ, dr. Nur Aini, mengaku telah menyiapkan beberapa langkah mengamankan anggota baru TSTJ dari abu vulkanis.

“Atap kandang ditutup, juga ditambah lampu untuk pemanas. Tidak ada perlakuan khusus lain karena kandang memang sudah rutin dibersihkan setiap hari,” ujar dia ketika dijumpai solopos.com, Senin (17/2/2014). Menurutnya, ada pula tambahan pasir di kandang unta agar lebih nyaman untuk tidur.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ia menjelaskan bayi unta belum memiliki nama sampai saat ini. Menurut dia, nama anggota baru TSTJ biasanya disayembarakan dengan membagikan brosur ke pelanggan. Selain itu, bisa juga menyesuaikan dengan peristiwa yang bertepatan saat kelahiran.

“Dulu ada yang dinamai Euro karena bertepatan dengan final Euro, ada juga Manohara karena saat itu sedang booming. Kalau sekarang sedang menunggu keputusan Pak Direktur [Direktur TSTJ]. Kadang Pak Wali [Wali Kota] juga memberi nama,” paparnya.

Ia mengaku belum mengetahui rencana nama untuk bayi unta yang lahir bersamaan dengan erupsi Gunung Kelud.

Dijelaskan dr. Nur Aini, anggota baru TSTJ lahir dengan proses normal. “Setelah lahir, induknya kami beri injeksi antibiotik supaya tidak ada infeksi dan diberi kalsium agar menyusui dengan lancar,” terang dia.

Terpisah, keeper unta TSTJ, Sukidi  mengaku anggota baru TSTJ tersebut merupakan anak dari unta betina yang bernama Jessy dan unta jantan yang diberi nama Fery. “Jessy usianya 20 tahun, sedangkan Fery berusia 24 tahun. Semua unta sekarang jumlahnya tujuh ekor,” ujar pria yang telah bekerja di TSTJ selama 13 tahun tersebut.

Sukidi pun memberi makanan tambahan pada induk unta berupa kacang tanah dan wortel. “Supaya air susunya banyak dan tambah vitamin,” jelas dia.  Ia merasa senang dengan kehadiran bayi unta sebagai anggota baru TSTJ.

Sukidi berencana menambahkan lampu untuk menghangatkan bayi unta. “Dulu pernah ada satu bayi unta yang meninggal karena cuaca terlalu dingin. Satu bulan hujan terus,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya