SOLOPOS.COM - Personel gabungan TNI, polisi, Perbakin, dan warga bersiaga memburu keberadaan monyet liar di Desa Sendang, Karanggede, Boyolali, Rabu (22/3/2017). (Istimewa)

Satwa liar Boyolali, selama dua pekan para pemburu mencari monyet liar di Karanggede tanpa hasil.

Solopos.com, BOYOLALI — Monyet liar yang kerap meneror warga di wilayah Kecamatan Karanggede hingga kini belum juga tertangkap. Para pemburu dari sejumlah tim gabungan kini mulai kehabisan energi lantaran dua pekan lebih perburuan belum membuahkan hasil.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Minggu (2/4/2017), para pemburu dari sejumlah tim gabungan satu per satu mulai meletakkan senjata. Selama berhari-hari, baik siang atau malam, perburuan mereka ke sejumlah lokasi di perbukitan tak membuahkan hasil. (Baca juga: Seratusan Penembak Jitu Disiagakan Buru Monyet Liar di Karanggede)

Mereka tak tahu lagi upaya apa yang mesti dilakukan untuk memancing monyet liar agar keluar dari persembunyian. Selain mengerahkan anjing pelacak, mendatangkan para penembak jitu dari TNI, Polri, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), serta Persatuan Menembak dan Berburu Indonesia (Perbakin), mereka juga mendatangkan pawang hewan serta memasang jebakan di beberapa lokasi.

Namun, hasilnya masih nihil. “Saat ini, pasukan penembak sudah mulai bosan dan jenuh. Karena sasaran buruan tak pernah menampakkan batang hidungnya. Padahal, sudah berhari-hari bahkan dua pekan lebih,” ujar Sukimin, Kepala Desa Sendang kepada Solopos.com, Minggu.

Sukimin menjelaskan jajaran Muspida Boyolali telah menggelar rapat koordinasi (rakor) di aula Kecamatan Karanggede, Sabtu (1/4/2017). Rakor itu untuk menyikapi serangan monyet yang telah meluas dan meneror warga.

Rapat itu dihadiri enam kepala desa yang wilayahnya menjadi korban teror monyet yakni Klaring, Bangkok, Dologan, Karangkepoh, dan Sendang. Mereka sepakat menembak mati monyet liar jika memang sulit ditangkap hidup-hidup.

“Pak Wakapolres sendiri yang menegaskan. Jika monyet itu sulit ditangkap hidup-hidup, dia perintahkan anggotanya untuk menembak mati. Monyet liar sudah sangat meresahkan warga, khususnya anak-anak dan orang lansia,” terangnya.

Berdasarkan keterangan Sukimin, serangan monyet liar di Karanggede baru sekali ini terjadi. Meski baru sekali, monyet-monyet itu telah menebar teror ke enam desa di Karanggede.

Dampak serangan kera yang membabi buta itu cukup serius. Selain mencakar, monyet juga mengigit dan menyobek tubuh korban. Kasus terakhir, monyet menyerang nenek Jumirah, 60, warga Dukuh Warak, Desa Dologan, Senin (27/3/2017), saat membikin topi caping.

Nenek lanjut usia (lansia) itu mengalami luka cukup serius di bagian kepalanya. Kulit dan daging kepala Jumirah terkelupas selebar belasan sentimeter akibat dirobek dan digigit monyet liar.

Salah satu abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta, Agus Santoso, mengaku akan berusaha membantu warga Karanggede dengan mencarikan abdi dalem Keraton yang memiliki ilmu khusus untuk menangkap binatang liar. “Memang agak sulit, Tapi, saya akan upayakan,” ujarnya kepada Solopos.com.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya