SOLOPOS.COM - Pengunjung menyaksikan Komodo (Varanus Komodoensis) menyantap kambing di Kebun Binatang Surabaya (KBS), Minggu (19/7/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Zabur Karuru)

Satwa langka dilindungi terus menjadi sasaran perburuan dan komoditas perdagangan, termasuk di dunia maya.

Solopos.com, JAKARTA — Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri Brigjen Pol. Yazid Fanani mengatakan pihaknya tengah menelusuri perdagangan satwa-satwa dilindungi di dunia maya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Melalui media sosial beberapa satwa diperdagangkan ke luar negeri,” katanya di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (2/12/2015). Yazid mengatakan untuk saat ini pihaknya baru menangkap penjual, sembari berharap dari hasil pengembangan konsumennya pun akan tertangkap.

Menurut Yazid, permintaan satwa terus mengalami peningkatan dan semakin meluas. “Sejauh ini meningkat [penjualan via online], beberapa waktu lalu kita ungkap di Sumatera Utara penjualan trenggiling.”

Dia menambahkan di samping upaya penegakan hukum untuk menekan perdagangan itu, Bareskrim Polri juga melibatkan tim cyber untuk melacak aktivitas penjaualan di dunia maya. Yazi pun berharap peran masyarakat dan media massa untuk memberikan pelajaran bahwa hewan-hewan dilindungi tak boleh dijual.

“Sehingga ke depan perdagangan seperti ini tidak terulang lagi. Selama 2015,kami mengungkap 23 kasus,” katanya. “Kami harap masyarakat membantu pemerintah dengan peduli perlindungan satwa-satwa yang dilindungi karena itu bukan milik kita, tapi titipan untuk anak cucu.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya