SOLOPOS.COM - Salah satu cara mengetahui saturasi oksigen adalah dengan alat pulse oximeter. (Ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SOLO--Positif Covid-19, saturasi oksigen Jane Shalimar disebut rendah karena hanya 90 persen. Saat ini artis yang telah beralih menjadi politikus itu dalam kondisi kritis.

Jika saturasi oksigen 90 persen disebut rendah, lalu berapakah normalnya? Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

Penting bagi Anda untuk mengetahui saturasi oksigen normal dalam darah yang harus dijaga. Hal ini karena tanpa kadar oksigen yang cukup, kemampuan organ dan jaringan tubuh untuk menjalankan fungsinya akan terganggu.

Pada beberapa penyakit, nilai kadar oksigen dalam darah atau saturasi oksigen dapat digunakan untuk memantau kondisi tubuh. Nilai ini juga digunakan untuk menentukan apakah suatu pengobatan berhasil atau perlu dievaluasi kembali.

Baca Juga: Positif Covid-19, Jane Shalimar Kritis dan Belum Dapat Kamar Rumah Sakit

Besarnya kadar oksigen normal dapat diketahui dalam bentuk yang berbeda-beda, tergantung pada cara pengukurannya. Terdapat 2 cara mengukur saturasi oksigen dalam darah, yaitu dengan analisa gas darah (AGD) atau dengan alat pulse oximeter.

1. Analisa gas darah (AGD)

Analisa gas darah merupakan tes darah yang diambil melalui pembuluh darah arteri. Selain mengukur saturasi oksigen (SaO2) atau kadar oksigen dalam darah, tes ini juga mengukur tekanan parsial oksigen (PaO2), tekanan parsial karbon dioksida (PaCO2), kadar bikarbonat (HCO3), dan pH darah arteri.

Tes analisa gas darah ini sangat akurat. Pengukurannya pun dilakukan di rumah sakit dan harus dikerjakan oleh tenaga medis profesional. Hasil kadar oksigen normal dan abnormal pada tes analisa gas darah adalah sebagai berikut:

1. Kadar oksigen tinggi
Tekanan parsial oksigen (PaO2): di atas 120 mmHg

2. Kadar oksigen normal
Saturasi oksigen (SaO2): 95–100%
Tekanan parsial oksigen (PaO2): 80–100 mmHg

3. Kadar oksigen rendah
Saturasi oksigen (SaO2): di bawah 95%
Tekanan parsial oksigen (PaO2): di bawah 80 mmHg

2. Alat pulse oxymeter

Pulse oxymeter merupakan alat cek saturasi oksigen yang cukup praktis dan dapat digunakan sendiri di rumah. Alat ini memperkirakan jumlah oksigen di dalam darah dengan cara mengirimkan sinar inframerah ke pembuluh darah kapiler. Kadar oksigen dalam darah ditakar dari banyak cahaya yang dipantulkan dari kapiler.

Dibandingkan dengan AGD, alat ini memiliki toleransi kesalahan pengukuran sebesar 2%. Artinya, hasil tes kadar oksigen dalam darah bisa 2% lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkat sebenarnya.

Baca Juga: Positif Covid-19 Setelah Vaksin Pertama, Perlukah Suntikan Kedua?

Meski begitu, pulse oximeter tetap sangat berguna untuk melihat kadar oksigen darah. Alat ini juga sering digunakan di rumah sakit untuk menilai fungsi jantung dan pernapasan pasien secara cepat.

Hasil pengukuran pulse oximeter menunjukkan persentase saturasi oksigen (SpO2). Hasil kadar oksigen darah normal dan abnormal pada pulse oximeter adalah sebagai berikut:

  • Saturasi oksigen normal: 95–100%
  • Saturasi oksigen rendah: di bawah 95%

Orang yang sehat dan tidak memiliki keluhan umumnya akan memiliki saturasi oksigen darah yang normal. Dalam kasus lain, seseorang bisa terlihat sehat dan tidak memiliki gejala, tapi memiliki kadar oksigen darah yang rendah. Kondisi ini disebut dengan happy hypoxia dan bisa ditemukan pada penderita Covid-19.

Kadar oksigen rendah atau hipoksemia umumnya menimbulkan bermacam-macam gejala, seperti sesak napas, nyeri dada, keringat dingin, batuk-batuk, kebingungan, dan kulit membiru. Selain Covid-19, hipoksemia bisa disebabkan oleh:

- Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), termasuk bronkitis kronis dan emfisema
- Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
- Asma
- Pneumothorax
- Anemia
- Cacat jantung bawaan
- Penyakit jantung
- Emboli paru

Baca Juga: Kuku Sehat Seperti Apa? Kenali Ciri-Cirinya

Sebagian besar penyakit atau kondisi medis di atas dapat menghalangi paru-paru untuk mendapatkan oksigen dan melepaskan karbon dioksida dengan optimal. Sebagian lainnya adalah kelainan darah dan masalah pada sistem peredaran darah yang juga dapat menurunkan distribusi oksigen ke seluruh tubuh.

Kondisi saturasi oksigen darah yang terlalu tinggi sebenarnya jarang ditemukan, tapi bisa terjadi. Biasanya, ini dialami orang yang mendapatkan terapi oksigenasi menggunakan tabung oksigen tambahan. Kondisi ini pun hanya bisa dideteksi oleh tes AGD.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya