SOLOPOS.COM - Sejumlah warga pemancing di dekat pintu air utama Waduk Cengklik di Kecamatan Ngemplak, Boyolali pekan lalu.(Iskandar/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI — Satu pintu irigasi Waduk Cengklik ke arah kiri pada Jumat (25/10/2013) terpaksa dibuka. Hal itu dilakukan guna menyelamatkan tanaman padi di dua desa yaitu di Sobokerto dan Ngesrep seluas kira-kira 60 hektare.

“Kondisi tanaman padi di kedua desa itu mengkhawatirkan. Karena itu kami meminta pintu irigasi Waduk Cengklik yang megarah ke irigasi dua desa itu dibuka agar tanaman para petani yang berusia sekitar 60 hari itu selamat,” ujar Ketua Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Daerah Irigasi Waduk Cengklik, Samidi ketika ditemui Espos di Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Jumat (25/10).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Seperti diwartakan dalam harian ini pintu saluran irigasi Waduk Cengklik di Kecamatan Ngemplak, Boyolali mulai Kamis (17/10) pagi ditutup total. Dengan demikian ratusan hektar sawah di beberapa desa yang mengandalkan irigasi dari air waduk setempat tak akan mendapat pasok air.

“Tanggal penutupan pintu air irigasi dari Waduk Cengklik terpaksa kami majukan satu hari dari jadwal semula yaitu 18 Oktober. Karena ketersediaan Waduk Cengklik sudah kritis,” ujar Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Daerah Irigasi Waduk Cengklik, Samidi ketika ditemui Espos di Balai Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Rabu (16/10).

Lebih lanjut dia menjelaskan pembukaan pintu irigasi itu dilakukan karena dua desa di Kecamatan Ngesrep tersebut kekurangan air. Sebab kendati beberapa desa sudah turun hujan cukup lebat, dua desa ini dinilai hanya turun gerimis sehingga masih kekurangan air.

Secara terpisah Petugas Balai Pengelola Sumber Daya Air Bengawan Solo yang bertugas di Waduk Cengklik, Sutarmo mengatakan pihaknya siang kemarin telah membuka satu pintu irigasi ke kiri. Hal itu dilakukan memenuhi permintaan para petani.

Dia menjelaskan saat ini volume air Waduk Cengklik 625.000 meter kubik atau naik 125 meter kubik setelah hujan mengguyur beberapa kawasan di sekitar waduk. Namun hal itu dinilai jauh dari ambang batas normal volume waduk kira-kira 9 juta meter kubik.

“Rencananya pintu irigasi itu kami buka selama lima hari. Tetapi kalau nanti hujan deras dan dua desa itu kecukupan air untuk irigasi, pintu air kami tutup lagi agar air waduk bertambah untuk cadangan kemarau berikutnya,” ujar Sutarmo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya