SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, BOYOLALI</strong> — Seorang anggota <a href="http://news.solopos.com/read/20180613/496/922229/10-fasilitas-baru-akan-didapatkan-jemaah-haji-2018" title="10 Fasilitas Baru Akan Didapatkan Jemaah Haji 2018">jemaah haji</a> asal Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng), Edy Sutopo Ruwan, 53, meninggal dunia di pesawat saat perjalanan pulang ke Tanah Air, Kamis (13/9/2018).</p><p>Berdasarkan informasi yang dihimpun <em>Solopos.com</em> dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Solo, Minggu (16/9/2018) pagi, Edy Sutopo meninggal dunia di pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 6813.</p><p>Warga Dusun Gedangsewu RT 002/RW 004 Desa Pengajaran, Bae, Kudus, tersebut meninggal saat penerbangan dari Bandara Sardar Vallabhbhai Patel, Ahmedabad, India, menuju Bandara Adi Soemarmo, Boyolali.</p><p>Kasubag Humas PPIH <a href="http://news.solopos.com/read/20180410/496/909348/haji-2018-jemaah-calon-haji-berangkat-mulai-17-juli-" title="Haji 2018: Jemaah Calon Haji Berangkat Mulai 17 Juli">Debarkasi Solo,</a> Afief Mundzir, mengatakan Edy Sutopo dilaporkan meninggal dunia karena mengalami sesak napas. Dia memastikan jenazah Edy Sutopo telah dipulangkan ke rumahnya di Kudus.</p><p>Prosesnya, jenazah lebih dulu dibawa ambulans dari Bandara Adi Someramo ke Asrama Haji Donohudan, Boyolali. Setelah diurus, jenazah haji yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 56 tersebut diantarkan ke Kudus.</p><p>&ldquo;Jenazah haji asal Kudus yang meninggal dunia di pesawat saat perjalanan dari Ahmedabad sudah kami pulangkan,&rdquo; jelas Afief, Minggu.</p><p>Afief menyampaikan PPIH Debarkasi Solo awal kali mendapatkan kepastian informasi tentang kematian anggota jemaah haji di pesawat atas nama Edy Sutopo yakni dari PT Garuda Indonesia yang menerbitkan surat keterangan kematian dalam penerbangan.</p><p>Di dalam surat itu disebutkan ada dua orang saksi yang menyatakan Edy Sutopo benar telah meninggal di pesawat. Kedua saksi yang menandatangai surat keterangan tersebut yaitu dr. Candra Isdiyana selaku dokter Kloter 56 dan Muhammad Ulin Nuha selaku ketua Kloter 56.</p><p>&ldquo;Ada surat keterangan yang telah dibuat, kemudian dibacakan oleh kapten pesawat dan ditandatangani bersama-sama oleh para saksi,&rdquo; terang Afief</p><p>Sementara itu, hingga Sabtu (15/9/2018) pukul 13.00 WIB, PPIH Debarkasi Solo mencatat ada 61 orang jemaah haji asal Jateng dan DIY yang meninggal dunia. Perinciannya, tiga orang jemaah meninggal di Tanah Air, satu orang meninggal di pesawat, dan 57 orang meninggal di <a href="http://news.solopos.com/read/20180630/496/925198/dapat-75-kali-makan-jemaah-haji-2018-tak-perlu-bawa-banyak-bekal" title="Dapat 75 Kali Makan, Jemaah Haji 2018 Tak Perlu Bawa Banyak Bekal">Tanah Suci</a>.</p><p>Sedangkan jumlah anggota jemaah haji Debarkasi Solo yang sudah tiba di Tanah Air mencapai 21.371 orang dari 61 kloter. Tujuh orang di antaranya belum bisa dipulangkan ke rumah masing-masing karena harus mendapatkan perawatan di RSUD dr. Moewardi, Solo.</p><p>&ldquo;Ada tujuh anggota jemaah yang juga belum bisa pulang karena masih berada di Arab Saudi. Mereka belum diperbolehkan pulang karena sakit dan mesti mendapatkan perawatan di sana,&rdquo; jelas Afief.</p><p><br /><br /></p>

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya