SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Hengki Irawan)

ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Hengki Irawan)

Setiap Kamis malam, Den Baguse, Mas Behi, John Koplo dan Tom Gembus dapat jatah ronda. Malam itu di gardu sudah ada Pak RT, Tom Gembus dan Mas Behi. Tak lama kemudian datang Den Baguse sambil membawa ceret berisi wedang jahe, rempeyek dan ubi rebus.

Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren

Sambil menunggu kedatangan Pakdhe Parmin, mereka berempat bermain kartu.

Ekspedisi Mudik 2024

Gak lama, sepiring ubi rebus ludes tak bersisa. Tinggalah rempeyek dalam kaleng biskuit. Sekitar pukul sembilan malam, datanglah Pakdhe Parmin yang terlambat karena salah satu cucunya meriang, sehingga menangis rewel. “Ayo, makan dulu, Pakdhe!” ajak Den Baguse sambil menyodorkan rempeyek dalam kaleng. “Maaf, Pakdhe tak kebagian ubi rebus. Habis, ueeenaknya pool…” seru Mas Behi.

Sambil bermain kartu dan menikmati wedang jahe dan rempeyek mereka bercerita ngalor-ngidul.

Tiba-tiba lampu gardu ronda mati. Permainan kartu terhenti. “Tunggu saja. Biasanya tak lama kemudian menyala lagi.” kata Pak RT.

“Sambil menunggu lebih baik makan rempeyek…” tangan Tom Gembus mencari lubang kaleng biskuit dan memasukkan tangan ke dalamnya. Tetapi ternyata di dalam sudah ada tangan orang lain yang tak terlihat karena gelap. Tiba-tiba tangan Mas Behi tak dapat dikeluarkan dari dalam lubang kaleng. Byar!

Tetapi wajah Tom Gembus dan Den Baguse meringis. Lho ada apa? Ternyata tangan Tom Gembus dan tangan Mas Behi yang ada dalam kaleng dan tak bisa dikeluarkan.

Segala daya dikerahkan untuk mengeluarkan tangan Tom Gembus dan Mas Behi, tetapi hasilnya nihil. “Kita bawa ke rumah Dulkamdi, di sana pasti ada gergaji besi!” ajak Pak RT.

Tiba di sana, bukan gergaji atau palu yang digunakan oleh Dulkamdi untuk mengeluarkan tangan dari dalam kaleng, tetapi menggunakan sabun colek dan air hangat. Tak berapa lama, tangan Tom Gembus dan Mas Behi bisa dikeluarkan dari dalam kaleng. “Lega rasanya…” kata Tom Gembus sambil mengamati tangannya yang ada bilur-bilurnya. Rempeyek yang ada dalam kaleng pun menjadi hancur tersiram air dan bercampur sabun.

Sumarno
Rt 14/07, Klumutan, Srikayangan

Sentolo, Kulonprogo 55664

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya