SOLOPOS.COM - Petani memanggul beras hasil panen di daerah Ngemplak, Boyolali, beberapa waktu lalu. Meski jumlah orang yang mengalami kelaparan di dunia menurun menurut perhitungan badan pangan dan pertanian PBB, FAO, namun meningkatnya harga pangan bisa memperlambat upaya mengatasi kelaparan. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Petani memanggul beras hasil panen di daerah Ngemplak, Boyolali, beberapa waktu lalu. Meski jumlah orang yang mengalami kelaparan di dunia menurun menurut perhitungan badan pangan dan pertanian PBB, FAO, namun meningkatnya harga pangan bisa memperlambat upaya mengatasi kelaparan. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

ROMA – Satu dari tiap delapan orang warga dunia saat ini masih mengalami kelaparan. Meningkatnya harga bahan pangan juga memperlambat upaya mengurangi kelaparan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Badan Pangan Dunia PBB, FAO dalam laporan kondisi pangan dunia, Selasa (9/10/2012) menyatakan saat ini diperkirakan 868 juta orang mengalami kelaparan pada 2010-2012. Jumlah ini menurun dibanding perkiraan sebelumnya pada 1990-1992 yaitu 1 miliar jiwa. Pada perkiraan tahun 2010 jumlah itu mencapai 925 juta jiwa dan pada 2009 mencapai 1,02 miliar.

“Ini berita yang lebih bagus ketimbang apa yang kita lihat di masa lalu. Namun tetap saja ini tak bisa diterima, apalagi kalau kita hidup di dunia yang berkecukupan,” tegas Direktur Jenderal FAO, Jose Graziano da Silva. “Sebagian besar kemajuan untuk mengurangi kasus kelaparan terjadi hingga 2006, saat harga pangan terus menurun. Namun dengan meningkatnya harga pengan dan krisis ekonomi kemudian kemajuan yang tercapai jadi makin sedikit,” paparnya.

Harga pangan kini tengah mengalami tren peningkatan sejak beberapa bulan terakhir, yang dipicu oleh kekeringan di AS, Rusia dan sejumlah negara pengekspor pangan dan bahan pangan utama dunia. FAO memperkirakan harga akan mendekati tingkatan yang tercapai saat krisis pangan 2008. Meski begitu Graziano da Silva menyatakan dunia masih bisa mencapai target Millennium Development Goal untuk mengurangi jumlah kecenderungan kekurangan gizi di negara-negara berkembang pada 2015 jika upaya untuk membalikan kecenderungan perlambatan dilipatgandakan.

Laporan dari FAO bersama Program Pangan Dunia (WFP) dan Dana Internasional Pembangunan Pertanian (IFAD) menyatakan upaya pemulihan perekonomian dalam skala luas, khususnya di bidang pertanian akan sangat vital untuk mempertahankan langkah pengurangan kelaparan. “Pertumbuhan sektor pertanian yang melibatkan petani kecil, khususnya perempuan, akan paling efektif dalam mengurangi kemiskinan akut dan kelaparan jika bisa menyerap tenaga kerja dari kaum miskin,” sebut lembaga-lembaga tersebut.

Mereka juga memperingatkan bahwa hampir sepertiga dari produksi pangan dunia justru terhambur percuma sehingga menghambat upaya pengurangan kelaparan, lantaran meningkatnya permintaan bahan bakar biologis (biofuel), adanya spekulasi pasar komoditas dan ketidakefisienan pasokan dan distribusi pangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya