SOLOPOS.COM - Salah satu stan gerabah di Festival Dugderan yang digelar di Jl. Pemuda, Semarang, Selasa (23/5/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda S.)

Satpol PP Kota Semarang membongkar paksa lapak-lapak para pedagang Dugderan.

Semarangpos.com, SEMARANG —  Puluhan lapak pedagang Dugderan di kawasan Jl. Pemuda, Kota Semarang, Selasa (30/5/2017) dibongkar paksa oleh Satuan Polisi Pamong Praja (PP) karena melebihi batas waktu yang ditentukan. “Sesuai dengan surat edaran Dinas Perdagangan, batas akhir pedagang Dugderan adalah 26 Mei 2017,” kata Kepala Satpol PP Kota Semarang Endro P Martanto di Kota Semarang, Selasa.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tidak ada perlawanan dari para pedagang Dugderan saat lapak-lapak nonpermanen mereka dibongkar. Mereka rupanya menyadari sudah melebihi batas ketentuan berjualan sebagaimana yang ditentukan. Terlebih lagi, lokasi mereka berjualan selama ini memakan sebagian badan jalan sehingga membuat arus lalu lintas di kawasan itu sering tersendat akibat kendaraan yang menumpuk.

Petugas langsung membongkar lapak-lapak pedagang, dan bekas bongkaran lapak-lapak pedagang terlihat diangkut ke atas truk yang sudah disiapkan oleh para petugas Satpol PP Kota Semarang. Namun, barang dagangan pedagang Dugderan, seperti beraneka mainan anak-anak, replika warak ngendog, dan berbagai gerabah dari tanah liat dikembalikan kepada pemilik dagangan.

“Meski sudah diberikan tenggat waktu untuk membongkar lapak, ternyata masih ada pedagang yang tetap bertahan sehingga terpaksa kami lakukan penindakan dengan membongkar,” tegasnya.

Diakuinya, sebagian besar pedagang berasal dari luar daerah sehingga meminta penertiban diundur agar mereka bisa menjual kembali dagangan ke pedagang lain daripada diangkut pulang. “Makanya, kami kembalikan barang dagangan kepada pedagang agar bisa dijual lagi. Sebab, mereka kerepotan kalau harus mengangkut kembali barang dagangan ke daerah asalnya,” kata Endro.

Sementara itu, Mulyoto, 42, salah seorang pedagang Dugderan itu mengaku meraup untuk besar selama berjualan di lapaknya. Meski demikian, ia mengaku tetap masih banyak barang dagangannya yang tersisa di lapak agenda tahunan Kota Semarang itu.

Untuk mengangkut sisa dagangan yang masih banyak, diakuinya, membutuhkan waktu cukup lama karena harus dilakukan secara bertahap, sebagaimana ketika didatangkan ke Semarang. “Saya sebenarnya sudah minta waktu agar penertiban diundur sehari untuk persiapan mengangkut dagangan,” kata pedagang asal Klaten itu.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya