SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Supervisor Satuan Pengamanan (Satpam) Hotel JW Marriot, Didik Achmad Taufik (39) yang menjadi korban ledakan bom di hotel tersebut pada Jumat pagi (17/7), sempat melakukan komunikasi dengan seseorang yang diduga tersangka peledakan bom.

Ditemui di RS Jakarta, Sabtu (18/7), Didik yang menderita luka di bawah telinga, kaki, tangan dan muka tersebut mengaku sempat menegur tersangka peledakan bom beberapa menit sebelum tempatnya bekerja diledakkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Didik yang didampingi istrinya Yaya (33) dan anaknya Rafi Ansyah, sekitar pukul 07:30 WIB atau beberapa menit sebelum terdengar suara ledakan dia menegur seseorang yang membawa traveller bag sedang berjalan menuju lounge hotel.

Melihat tamu yang tampak kebingungan dan menghampiri dirinya, Didik yang baru memulai shift paginya itu menanyakan sesuatu kepada pria dengan jaket hitam dan bertopi tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

“Apakah ada yang bisa saya bantu,” kata Didik, yang kemudian dijawab oleh pria berkulit sawo matang tersebut,

“Saya mau ketemu bos saya”.

Kemudian Didik melanjutkan pertanyaannya, “Siapa bosnya dan dimana,” kemudian dijawab, “Ini saya mau mengantar pesanan bos saya”.

Selanjutnya, karena tamu tersebut mau mengantar pesanan, kata Didik yang tampak masih lemah terbaring di ruang Krisan kamar 351 lantai III RS Jakarta, tidak berani bertanya lebih lanjut.

Sesuai prosedur pelayanan hotel, Didik minta seorang temannya bernama Dadang untuk mengantar tamu tersebut ke tempat bosnya.

Sebelum mengantar, kata dia, Dadang sempat menanyakan kepadanya siapa tamu tersebut dan diantar kemana. Setelah itu ketiganya berpisah. Kemudian Didik pergi mengontrol ke lokasi lain.

“Beberapa menit kemudian, ada suara ledakan, dan saya telah tertimpa plafon serta serpihan debu,” kata dia.

Dalam kondisi belum menyadari sepenuhnya bila itu bom, Didik berlari ke arah belakang dan sempat membunyikan alarm tanda bahaya.

“Menurut informasi kini Dadang menderita luka cukup parah,” kata dia.

Dia juga yakin kalau bom tersebut dirakit di dalam kamar, karena setiap tamu yang masuk akan diperiksa secara seksama oleh satuan keamanan yang dia pimpin.

Didik juga memperkirakan, tamu yang menginap di kamar 1808 tersebut, membawa bom yang siap diledakkan dari kamar turun dengan lift menuju ke arah lounge.

“Saya baru sadar kalau itu diduga tersangka bom bunuh diri setelah melihat kamera CCTV,” kata Didik sambil mengatakan ciri-ciri fisik yang diduga pelaku adalah berkulit sawo matang, tinggi sekitar 172 sentimeter dan umur sekitar 25-28 tahun.

Selain Didik, Andri yang juga bekerja di Marriot sejak tiga tahun lalu juga mengaku melihat secara langsung orang yang diduga sebagai tersangka.

Sayangnya, Andri yang dirawat di ruang Yasmin tidak bisa ditanya lebih banyak karena kondisi pendengarannya yang belum normal sehingga tim dokter melarang wartawan untuk melakukan wawancara.

ant/fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya