SOLOPOS.COM - Wakil Satgas Pangan, Brigjen Pol Helfi Assegaf (kiri) dan Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas, Rachmi Widiriani (tengah) dan Direktur Bisnis Kurir dan Logistik Pos Indonesia, Siti Choiriana, saat menggelar jumpa pers terkait penyaluran bansos di Jateng di Semarang, Senin (5/6/2023). (Solopos.com-Ria A. Putri)

Solopos.com, SEMARANG — Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri, Brigjen Pol Helfi Assegaf, menilai penyaluran bantuan sosial kepada masyarakat di Jawa Tengah (Jateng) berlangsung aman. Aparat Polri hingga saat ini tidak menemukan adanya indikasi pelanggaran dalam penyaluran bansos bahan pangan kepada ribuan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Jateng.

“Secara umum, Jateng untuk penyaluran bansos aman, tidak ditemukan hal-hal signifikan. Jadi kami mengawasi dari hulu sampai hilir mulai datangnya, menerima kemudian untuk komoditas, jalur distribusi sampai dengan penerimanya, semuanya kami lakukan monitoring dan evaluasi secara periodik” ujar Helfi saat menghadiri evaluaasi penyaluran cadangan pangan pemerintah (CPP) untuk Jateng di Semarang, Senin (5/6/2023).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurutnya, koordinasi antar lembaga menjadi kunci suksesnya penyaluran bahan pangan ke masyarakat. Selain itu, perlu adanya pemutakhiran data penerima bantuan.

Update dari data harus diperbarui secara periodik. Bisa tidak tepat sasaran karena orang yang seharusnya sudah tidak menerima masih bisa menerima. Jadi datanya harus divalidasi setiap saat, disangka meninggal, pindah tempat tinggal, domisilinya atau orangnya pindah status itu yang bisa terjadi,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Bisnis Kurir dan Logistik Pos Indonesia, Siti Choiriana, menyebut ada 322.493 KPM dari 29 kabupaten/kota di Jateng yang telah menerima bantuan selama tiga bulan terakhir.

“Agar tepat sasaran, pendistribusian bantuan pangan di-monitoring secara real time. Pendistribusian jumlah paket hingga KPM dengan risiko stunting akan terdeteksi secara berkala hingga tingkat kelurahan,” tegasnya.

Ia juga menyebut, pencapaian penyaluran program CPP di Jateng tertinggi dibandingkan enam provinsi lainnya di Indonesia.

“Kami selaku yang mendistribusikan selalu mengikuti data yang diputuskan dari pemerintah pusat. Kalau di lapangan kita temui misalnya orangnya sudah meninggal, kami akan berikan input [validasi] dan tidak akan kami berikan justru dengan data fakta di lapangan kami membantu pemerintah untuk melakukan validasi data,” ujarnya.

Dalam penyaluran ini, pihaknya dituntut untuk cepat dalam pendistribusian mengingat ketahanan bahan pangan mentah yang masa layak konsumsinya tidak lama.

“Untuk pendistribusian seperti telur ini memiliki masa bagus untuk dikonsumsi hanya 14 hari, kemudian kalau ayam begitu dia keluar dari freezer juga punya waktu yang limited. Ini menjadi salah satu yang harus kami perhatikan kalau kami menerima agak sore ya kami harus kirimkan saat itu juga,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya