SOLOPOS.COM - Ilustrasi deteksi cacar monyet. (Freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA-Ketua Satgas Monkeypox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Hanny Nilasari mengatakan penyakit cacar monyet atau monkeypox pada kondisi terburuk bisa memicu kematian.  Kok bisa? Simak ulasannya di info sehat.

“Kalau orang itu punya daya tahan tubuh lemah bisa komplikasi. Misalnya, infeksi kulit, saluran pernapasan, bahkan hingga infeksi otak dan berakhir kematian,” ujar Hanny Nilasari seperti dikutip dari Antara (6/8/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dokter spesialis kulit dan kelamin itu mengatakan risiko kematian pada pasien cacar monyet berkisar 0-16 persen akibat komplikasi, seperti infeksi sekunder pada saluran napas, darah tercemar, infeksi otak, dan infeksi mata.

Gejala terburuk cacar monyet juga bisa dialami pasien dengan komorbid seperti gangguan sistem ginjal, pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi. “Kalau infeksinya ada di otak, atau menyerang semua organ tubuh, artinya terjadi sepsis, maka angka kematian tinggi,” katanya.

Baca Juga: AS Nyatakan Cacar Monyet sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

Hanny mengatakan cacar monyet tidak berakibat kematian pada pasien dengan kondisi imun tubuh yang baik. Sebab umumnya bisa sembuh dengan sendirinya.

Ia mengatakan masa inkubasi cacar monyet dimulai virus masuk ke tubuh pasien hingga menimbulkan gejala dalam satu sampai empat pekan.

“Kenapa lama? kalau daya tahan tubuh kuat dalam beberapa pekan saja bisa ada respons. Tapi kalau lemah, butuh inkubasi yang agak panjang,” katanya.

Hanny mengatakan gejala cacar monyet secara kasat mata bisa terlihat dari bercak ruam di permukaan kulit, diikuti bintik atau lentingan berisi cairan nanah. Gejala awal yang paling banyak dikeluhkan adalah demam, sakit kepala, ada rasa tidak enak di tenggorokan, dan ada kelainan di kulit.

Baca Juga: Sudah Ada Pasien Suspek di Jateng, Cacar Monyet Menular Lewat Apa?

“Lokasinya juga sangat berpengaruh, jadi disampaikan bahwa 95 persen manifestasi ada di wajah, di telapak tangan dan kaki 75 persen, di jaringan mulut, mata ada 70 persen dan di alat kelamin 30 persen, dan di selaput lendir mata 20 persen. Ruamnya jelas ada peninggian di atas permukaan kulit, bintil dan lenting yang bernanah,” katanya.

Pada sejumlah periode tertentu, kata Hanny, umumnya terjadi penurunan gejala berupa lubang pada permukaan kulit serupa bekas jerawat dengan warna kulit di sekitar lubang berubah menjadi gelap.

Sementara itu, pemerintah terus mengikuti dan memantau perkembangan penyakit cacar monyet atau monkeypox yang sudah menyebar di banyak negara termasuk negara-negara di kawasan Asia.

“Meskipun belum ada kasus penularan penyakit cacar monyet yang dikonfirmasi di Indonesia namun pemerintah terus memantau secara intensif perkembangan penyakit ini,” kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Suprapto dikutip dari Antara pada Sabtu.

Baca Juga: Ketahui Masa Inkubasi Cacar Monyet yang Sudah Terdeteksi di Singapura

Agus menjelaskan bahwa sistem mitigasi untuk mencegah masuknya penyakit ini sudah berjalan dengan baik.  “Sistem surveilans telah diaktifkan di seluruh pintu masuk ke wilayah Indonesia, Kantor Kesehatan Pelabuhan terus melakukan pemeriksaan setiap pelaku perjalanan yang datang dari negara-negara dengan kasus penularan cacar monyet,” katanya.

Selain itu, fasilitas laboratorium juga telah disiapkan untuk melakukan penyelidikan epidemiologi cacar monyet, termasuk melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi virus penyebab penyakit tersebut.

“Selain itu, pemerintah juga sudah menyiapkan langkah-langkah antisipasi lainnya guna merespons perkembangan penyakit cacar monyet,” katanya.

Sementara itu, Agus juga kembali mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan sosialisasi dan edukasi yang masif mengenai penyakit cacar monyet guna meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat.   “Sosialisasi dan edukasi mengenai penyakit ini kepada masyarakat harus terus digencarkan, dengan demikian masyarakat juga dapat mengetahui mengenai penyakit cacar monyet, cara pencegahan, cara penularan dan cara penanganan,” katanya.

Baca Juga: WHO Catat AS dan Eropa Terbanyak Kasus Cacar Monyet, Berapa Jumlahnya?

Selain itu, Agus juga menambahkan bahwa pemerintah sangat memperhatikan masukan dari Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang mendorong untuk segera membentuk satuan tugas atau satgas untuk menangani kasus infeksi cacar monyet atau monkeypox.

“Masukan dari Ketua MPR yang mendorong agar pemerintah segera membentuk satuan tugas untuk menangani kasus cacar monyet sangat diperhatikan, perkembangan epidemiologi dan eskalasi kasus monkeypox juga terus diperhatikan dan dipantau,” katanya.

Sebelumnya, Ketua MPR Bambang Soesatyo mengatakan pemerintah perlu segera membentuk satuan tugas untuk menangani kasus cacar monyet mengingat kasus monkeypox sudah teridentifikasi di beberapa negara.

Bambang juga meminta kepada pemerintah untuk bekerja sama dengan pihak terkait agar memperluas dan memperketat penapisan di setiap pintu masuk, mulai dari pelabuhan, bandara, hingga pos lintas batas darat negara (PLBDN).



 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya