Satgas KLA diminta dibentuk

Solo (Espos)–Keberadaan satuan tugas (Satgas) yang secara intens memantau pelaksanaan Kota Layak Anak (KLA) di Solo dinilai harus ada. Satgas dianggap lebih memberi solusi dibanding diskusi-diskusi yang lebih sering mendominasi kegiatan KLA.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto, saat berbicara dihadapan instansi yang terlibat dalam pengembangan Solo sebagai KLA, di Bale Tawangarum, Senin (14/6). Budi menilai Satgas berperan penting untuk menangkap permasalahan yang ditemukan di lapangan, sehingga tindakan untuk mengatasi permasalahan itu segera dilakukan. “Satgas yang langsung bereaksi kalau ada permasalahan anak. Jangan hanya diskusi-diskusi dan debat-debat,” tandas Sekda, Senin.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Bapermas P3AKB), Widdi Srihanto menegaskan secara teknis sejumlah instansi baik di lingkungan pemerintah maupun masyarakat telah terhimpun dalam tim pengembangan KLA di Solo. Pembentukan tim itu ditandai dengan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) yang diteken, Senin kemarin. Widdi berharap, peran Satgas seperti yang diharapkan Sekda dapat dilakukan oleh personel dari 63 instansi yang menandatangani MoU tersebut.

“Kita sudah ada tim pengembangan KLA, dan hari ini sudah tanda tangan MoU. Tim ini nanti yang akan berperan sebagai Satgas, kami harap begitu,” jelas Widdi.

Kota Solo sendiri merupakan satu dari 12 kota/kabupaten di Jawa Tengah (Jateng) yang menjadi rintisan KLA. Kasubid Perlindungan Anak BP3AKB Jateng, Diana Susilowati mengakui dibanding kota/kabupaten lain prestasi Solo dalam pengambangan KLA paling baik. Namun, di luar itu, masih ada persoalan teknis yang hingga kini belum bisa dipenuhi Solo. Salah satunya, mengenai penyediaan pojok ASI di Puskesmas. “Solo paling baik di Jateng, tapi tetap ada koreksi,” kata dia.

tsa