SOLOPOS.COM - Pengunjung memadati salah satu objek wisata air di Klaten, Minggu (10/10/2021). Objek wisata di Klaten kembali diizinkan beroperasi dengan sejumlah persyaratan salah satunya pembatasan pengunjung maksimal 25 persen dari kapasitas. (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN—Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Klaten mulai ancang-ancang mengantisipasi kekhawatiran lonjakan kasus Covid-19 pada libur Natal dan tahun baru (Nataru). Salah satunya memperketat penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Tim Ahli Satgas Penanganan Covid-19 Klaten, Ronny Roekmito, mengatakan sudah ada pertemuan dengan pengelola objek wisata yang diperkirakan bakal menjadi pusat keramaian pada libur Nataru. Pada pertemuan awal itu, mulai dibahas perkiraan puncak keramaian di masing-masing objek wisata.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami nanti akan tentukan prediksi puncak pengunjungnya kapan dan bagaimana antisipasi lalu lintas supaya tidak terjadi penumpukan. Kemarin juga ada usulan dengan pemberitahuan melalui media sosial jika objek wisata itu pengunjungnya sudah penuh dan itu diperbarui secara berkala. Tetapi untuk teknisnya baru kami bahas lagi karena kemarin baru pertemuan awal,” kata Ronny saat ditemui di Pemkab Klaten, Kamis (18/11/2021).

Baca Juga: Sempat Pasang Peringatan, Warga Tarubasan Setujui UGR Tol Solo-Jogja

Ekspedisi Mudik 2024

Satgas Penanganan Covid-19 kecamatan sudah diminta mulai memprediksi puncak kepadatan pengunjung objek wisata di masing-masing wilayah. Hal itu terutama untuk Satgas Penanganan Covid-19 Kecamatan Tulung dan Polanharjo yang diminta berkolaborasi lantaran menjadi pusat objek wisata terutama wistaa air di Klaten.

Berkaca pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya, puncak kepadatan masing-masing objek wisata berbeda-beda saat musim liburan tiba. Ronny mengatakan hingga kini belum ada opsi untuk menutup objek wisata.

Namun, Satgas Penanganan Covid-19 Klaten tetap menunggu perkembangan penerapan pembatasan dari pemerintah pusat.  “Kami menunggu bagaimana ketentuan nanti setelah 29 November itu [penerapan PPKM saat ini berlaku hingga 29 November 2021],” ungkap dia.

Baca Juga: Warga Minta UGR Tol Solo-Jogja Rp10 Juta/Meter, Tim: Tak Masuk Akal

Ronny juga menjelaskan 13 rumah sakit yang selama ini menangani pasien Covid-19 juga mulai diminta menghitung lagi kebutuhan kapasitas tempat tidur isolasi hingga ketersediaan oksigen.

“Kemarin kami bertemu dengan 13 rumah sakit. Kami mengimbau untuk menghitung lagi, persiapan apabila terjadi kemungkinan kenaikan. Mulai dari kebutuhan tempat tidur isolasi dan kebutuhan oksigen,” kata dia.

Tempat isolasi terpusat hingga kini juga masih disiagakan meski mayoritas kosong. Saat ini, hanya tempat isolasi di Rumah Retret Panti Semedi Klaten yang diaktifkan untuk tempat isolasi terpusat.

Baca Juga: Covid-19 Melandai, DPRD Boyolali Usulkan Penambahan Kuota PTM

Disinggung pemerintah pusat bakal menerapkan PPKM level 3 di seluruh wilayah Indonesia selama libur Nataru, Ronny mengatakan masih menunggu ketentuan lebih lanjut.

“Memang isunya seperti itu. Kalau itu diterapkan sementara sudah ada kriteria untuk level 1, 2, dan 3. Tetapi kalau memang mau disetarakan pada level 3, ya kami manut saja,” jelas dia.

Hingga kini kasus Covid-19 di Klaten masih landai. Kasus aktif Covid-19 di Klaten hingga Rabu (17/11/2021) ada enam orang. “Yang menempati tempat isolasi terpusat di Panti Semedi hingga kemarin hanya satu orang,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya