SOLOPOS.COM - Sate ayam blater khas Purbalingga (Instagram/@sateayam.blater)

Solopos.com, PURBALINGGA — Sate ayam merupakan sajian kuliner yang umum dimiliki setiap daerah di Indonesia. Seperti di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah yang memiliki hidangan khas sate ayam yang dikenal dengan sebutan sate ayam blater.

Berdasarkan pantuan Solopos.com melalui video di sebuah kanal Youtube, Rabu (29/12/2021), secara umum, pengolahan sate ini hampir sama dengan sate ayam Madura pada umumnya, hanya ada sedikit perbedaan pada bumbu yang digunakan. Pengolahan sate khas Purbalingga ini diawali dengan mencelupkan daging ayam ke air mendidih sampai matang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Setelah itu daging ayam dimasukan ke dalam air dingin untuk membersihkan lendir-lendir yang masih menempel. Kemudian daging ayam dipotong kecil-kecil lalu diberi bumbu yang berasal dari racikan gula merah yang dicampur bumbu-bumbu khas, seperti bawang merah, bawang putih dan beberapa bumbu rempah lainnya.

Baca Juga: Berusia 1.114 Tahun, Magelang Kota Tertua di Indonesia?

Daging yang sudah dilumuri bumbu kemudian ditusuk dengan tusukan bambu. Ini adalah salah satu perbedaan dalam menyajikan  sate ayam blater dengan sate ayam Madura pada umumnya. Jika sate ayam Madura biasanya setelah daging ditusuk-tusuk ke tusukan bambu langsung bisa dibakar dulu dan diberi bumbu kecap, sate ayam blater harus dibumbui dulu sebelum dibakar dengan bumbu khas Purbalingga.

Kemudian sate ayam yang sudah dibumbui kemudian dibakar di atas panggangan dan kemudian disajikan dengan sambal kacang. Jika pada saus kacang sate ayam Madura menggunakan kacang tumbuk, gula merah, kecap, gula dan garam, saus sate ayam blater  diracik dari kacang tumbuk yang dicampur dengan cabai, kunyit dan gula merah.

Baca Juga: Kampung Mateseh & Asale Kota Magelang

Proses pengolahan yang panjang pada sate ayam blater ini membuat sate bisa bertahan hingga tiga hari setelah dipanggang sempurna. Tanpa disiram dengan sambal kacang, sate ayam blater khas Purbalingga ini sudah enak disantap dengan lontong atau nasi.

Sate ini tidak dijual di warung-warung pinggir jalan seperti biasanya namun dijual dengan berkeliling. Awalnya, penjual sate ayam blater umumnya berjualan dengan menggendong pikulan dagangannya namun seiring berjalannya waktu, banyak pedangang sate ayam blater yang berkeliling dengan menggunakan sepeda motor.

Nama Blater sendiri berasal dari nama desa, yaitu Desa Blater yang berjarak sekitar 5 km dari pusat Kabupaten Purbalingga. Jika penikmat sate ayam blater ingin menyantap sate tanpa menunggu penjualnya lewat ke komplek rumah, bisa juga mengunjungi langsung lokasi Desa Blater karena di sana banyak rumah-rumah produksi sate ayam blater yang melayani makan di tempat namun dengan kondisi seadanya, seperti makan di ruang tamu pemilik rumah dengan duduk di lantai atau lesehan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya