SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Di perheletan Ubud Writers & Readers Festival Event, Selasa (13/10), para sastrawan dari berbagai belahan dunia mengangkat berbagai permasalahan yang sedang hangat diperbincangkan saat ini. Salah satunya mengenai isu perdamaian dan kemanusian.

Menurut salah satu peserta yang menjadi delegasi dari Indonesia, Sosiawan Leak menyatakan, peserta festival yang digelar setahun sekali itu merasa prihatin akan berbagai bentuk tindakan kekerasan yang masih terjadi di muka bumi ini. Yang menjadi buntut dari diskriminasi sosial.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sejak dulu karya sastra selalu memuat ideologi universal yang menyamaratakan kedudukan manusia. Tak ada konflik dan kekerasan. Semua orang itu sama, yang beda hanya pikiran dan keyakinan,” urai Leak saat dihubungi Espos, Rabu (14/10).
Ubud Writers & Readers Festival Event, antara lain menghadirkan Fatima Bhutto (Pakistan), Michelle Cahill (Prancis), Antony Leuwenstein (Australia), Omar Musa (Australia), Tom Cho (Australia), Andrew Mack Milan (Australia), sophie Hacford (Amerika Serikat), dan Angelo Lacuesta (Philipina).
Sementara selain Leak, delegasi Indonesia yaitu Triyanto Triwikromo, Gunawan Maryanto, Dyah Merta, serta Ugoran Prasad. Acara yang digelar sejak 2004 silam tersebut, kali ini dilaksanakan di Princess Manohara Resort, Jl Badrawati, Borobudur, Magelang.

Selain saling berdiskusi, para peserta juga membacakan sebagian karya-karya mereka. Bahkan, ada beberapa sastrawan yang saling berkolaborasi.
Dalam Ubud Writers & Readers Festival Event kemarin, Leak membawakan dua karyanya yang berjudul Phobia dan Pejantan Babi.

hkt

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya