SOLOPOS.COM - Kelompok suporter Persis Solo Pasoepati dalam sebuah kegiatan di Tugu Lilin. JIBI/Solopos/Dok

Solopos.com, SOLO — Sulit rasanya mempertanyakan soliditas Pasoepati. Sejak dibentuk pada 14 tahun silam, kelompok suporter pendukung Persis Solo tersebut cukup sering membuktikan loyalitas, kesetiakawanan, dan hamornisasi mereka di dalam atau luar stadion.

Meski demikian,  menjaga soliditas kelompok suporter yang berbasis ribuan orang ini bukanlah perkara mudah.  Pasoepati juga tidak bisa lepas dari masalah yang sangat kompleks, seperti halnya yang dialami kelompok suporter-suporter lain di Tanah Air ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tewasnya salah seorang suporter, Joko Riyanto, di sela-sela kericuhan yang terjadi seusai laga Persis kontra Martapura FC di Stadion Manahan, Solo, Oktober lalu, pun menjadi insiden yang tak boleh didiamkan oleh Pasoepati. Beberapa masalah itu pulalah yang mendasari sejumlah sesepuh dan pendiri Pasoepati mengajak DPP dan sejumlah Korwil untuk duduk bersama dalam acara sarasehan di Kusuma Sahid Prince Hotel (KSPH), Solo, Minggu (30/11). Hadir dalam acara tersebut sejumlah sesepuh, mantan Presiden, dan pendiri Pasoepati, seperti Mayor Haristanto, Satriyo Hadinagoro, Teguh Prakoso, Suwarmin, dan Kris Pujiatmi. Sayang, sarasehan ini tidak dihadiri Presiden Pasoepati, Bimo Putranto.

Ekspedisi Mudik 2024

“Berita tentang meninggalnya Joko Riyanto merupakan pukulan yang sangat-sangat berat bagi kita semua,” ujar Mayor sebelum memimpin doa untuk mengenang meninggalnya suporter asal Simo, Boyolali itu.

Dalam forum sarasehan bertajuk Pasoepati-ku, Pasoepati-mu, dan Pasoepati-kita Semua , tersebut muncul pula dorongan positif dari sesepuh Pasoepati agar komunikasi DPP, Korwil, dan suku bisa semakin diisentifkan. Sebagai pengurus tertinggi, DPP perlu lebih memperhatikan permasalahan yang berada di akar rumput. Kepengurusan dalam tubuh Pasoepati juga dianggap memerlukan regenerasi.

“Pasoepati itu seperti punya  ‘magnit-magnit’, tapi ‘magnit-magnit’ itu tidak boleh bergerak sendiri-sendiri. Namun mereka harus berkumpul. Grassroot  perlu diurusi dan yang muda-muda butuh keberanian,” ujar Teguh yang juga Ketua DPRD Solo tersebut.

Dalam kesempatan itu, sejumlah Korwil juga meminta DPP untuk sering-sering turun ke bawah. Apalagi lagi jumlah suku-suku Pasoepati semakin banyak. Komunikasi ke bawah itu, sekaligus dilakukan untuk mencegah munculnya sempalan-sempalan dari salah satu kelompok suporter terbesar di Indonesia ini.

“Saya tidak melihat ada semacam itu [sempalan Pasoepati], kalau pun muncul itu hanya sebuah koordinasi yang perlu ditata. Ya, kunci dari semua ini adalah komunikasi,” urai Kris, yang akrab disapa Bunda Kris itu.

Dorongan untuk mengelola Pasoepati lebih profesional juga menjadi titik berat dalam sarasehan ini. Suwarmin mendorong Pasoepati untuk menertibkan kembali pembuatan kartu anggota (KTA) bagi  pengikutnya. “Ini adalah momentum untuk menyehatkan organisasi ini, KTA itu mesti. Kita buat KTA yang bagus, untuk mempersolid antarKorwil,” jelas pria yang juga berstatus sebagai Wakil Pimpinan Redaksi Solopos itu.

Wakil Presiden DPP Pasoepati, Ginda Ferachtriawan, menyatakan DPP selalu siap menampung masukan dari sesepuh Pasoepati maupun aspirasi dari tingkat bawah. DPP juga akan meneruskan sekaligus menertibkan kembali pembuatan KTA. (Hanifah Kusumastuti/JIBI/SOLOPOS)
• Poin-Poin Sarasehan Pasoepati di KSPH, Solo, Minggu (30/11)
–          Pasoepati harus lebih intens menjalin komunikasi dari kalangan DPP, Korwil, Suku dan semua pihak.
–          Pasoepati berencana menggelar sarasehan secara rutin, minimal setiap tiga bulan sekali.
–          Pasoepati diharapkan punya advokasi.
–          Semua komunitas Pasoepati diakui oleh DPP.
–          Usulan pembuatan tabloid Pasoepati.
–          Penertiban pembuaatan Kartu Anggota (KTA)
–          Pasoepati dikelola lebih profesional.
Sumber: Sarasehan Pasoepati. (hkt/JIBI)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya